BPOM RI melalui website resminya1 telah menginfokan mengenai isu sirup obat anak yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Pada informasi yang disampaikan BPOM, disebutkan 4 jenis sirup obat untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO yang merupakan produk produksi perusahaan farmasi di India. BPOM menyebutkan bahwa keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia. Selain itu, BPOM juga telah menetapkan bahwa ketika registrasi, semua obat sirup anak ataupun dewasa tidak diperbolehkan untuk mengandung DEG maupun EG.1
Polyethylene glycol 3350 (PEG 3350) diindikasikan untuk penanganan konstipasi pada anak dan dewasa.2 PEG 3350 sendiri merupakan obat laksatif osmotik yang direkomendasikan pada Konsensus Nasional Penatalaksanaan Konstipasi di Indonesia (Revisi 2019) sebagai lini pertama pengobatan konstipasi.3 Selain untuk dewasa, PEG 3350 juga direkomendasikan sebagai lini pertama penanganan konstipasi pada anak di atas 6 bulan.4
Isu yang berkembang saat ini mengenai kecurigaan kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan polyethylene glycol (PEG) dikarenakan memiliki nama yang serupa. Perlu diketahui bahwa meskipun memiliki nama serupa, PEG tidak sama dengan EG.5,6 Keduanya memiliki struktur kimia, berat molekul, dan profil yang berbeda. EG merupakan senyawa alkohol, sedangkan PEG merupakan senyawa polyether.5 Sediaan PEG umumnya merupakan senyawa padat (solid), sedangkan sediaan EG berupa sediaan cair (liquid).5 Selain perbedaan tersebut, disebutkan bahwa EG merupakan senyawa yang toksik, sedangkan PEG adalah senyawa tidak berbahaya yang terkandung dalam obat laksatif.6 Bahan EG umumnya ditemukan pada barang seperti detergen cuci baju, detergen cuci piring, kosmetik, dan cat.6 Studi juga menyebutkan bahwa PEG memiliki keamanan yang baik untuk ginjal di mana penggunaan PEG dapat dilakukan pada pasien gangguan ginjal kronis.7
Kesimpulan:
Polyethylene glycol merupakan senyawa yang berbeda baik dengan ethylene glycol maupun diethylene glycol. Polyethylene glycol merupakan laksatif osmotik yang diindikasikan untuk terapi konstipasi anak dan dewasa, sedangkan ethylene glycol merupakan senyawa toksik. Polyethylene glycol bukan senyawa yang perlu dikhawatirkan sebagai penyebab isu gagal ginjal akut pada anak yang saat ini sedang terjadi. Keamanan polyethylene glycol terhadap ginjal diketahui baik.
Gambar: Ilustrasi (Freepik)
Referensi:
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia [Internet]. [cited 2022 Oct 19]. Available from: https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/156/Penjel asan-BPOM-RI-Tentang--Sirup-Obat-Untuk-Anak-Di-Gambia-- Afrika--Yang-Terkontaminasi-Dietilen-Glikol-Dan-Etilen- Glikol.html
2. PEDILAX [Package Insert]. Jakarta, Indonesia: PT Kalbe Farma Tbk; 2020.
3. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Konstipasi di Indonesia (Revisi 2019). Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. 2019.
4. Salvatore S, Abkari A, Cai W, Catto-Smith A, Cruchet S, Gottrand F, et al. Review shows that parental reassurance and nutritional advice help to optimise the management of functional gastrointestinal disorders in infants. Acta Paediatrica. 2018;107(9):1512–20.
5. Madhusha. Difference between ethylene glycol and polyethylene glycol | definition, properties, uses. Pediaa.Com [Internet]. 2017 [cited 2022 Oct 19]. Available from: https://pediaa.com/difference-between-ethylene-glycol-and- polyethylene-glycol/
6. Polyethylene glycol vs. ethylene glycol. Sciencing [Internet]. [cited 2022 Oct 19]. Available from: https://sciencing.com/polyethylene-glycol-vs-ethylene-glycol- 5977662.html
7. Lee JM, Keum B, Yoo IK, Kim SH, Choi HS, Kim ES, et al. Polyethylene glycol plus ascorbic acid for bowel preparation in chronic kidney disease. Medicine. 2016;95(36). DOI: http://dx.doi.org/10.1097/MD.0000000000004755