Detail Article

Semaglutide Superior Terhadap Liraglutide dan Dapaglifozin dalam Manajemen Terapi NAFLD

dr. Karen Denisa
Jul 03
Share this article
c7e264fb611d9b0e4bd8abb736fefe69.jpg
Updated 03/Jul/2024 .

Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) berkisar dari steatosis hati hingga non-alcoholic steatohepatitis (NASH), merupakan kondisi hati kronis dengan prevalensi hingga 32,4%. Patogenesis NAFLD termasuk faktor-faktor seperti resistensi insulin dan stres oksidatif. Saat ini, manajemen gaya hidup, terutama perubahan diet, adalah terapi utama, meskipun obat-obat seperti pioglitazone dan vitamin E juga digunakan, namun ada kekhawatiran tentang efek sampingnya. 

Dengan meningkatnya kebutuhan untuk pengobatan yang efektif, obat-obat baru seperti inhibitor SGLT-2 dan agonis reseptor GLP-1 sedang dieksplorasi manfaat potensialnya dalam meningkatkan fungsi hati pasien NAFLD. Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis dan meta-analisis untuk menilai efektivitas inhibitor SGLT2 dan agonis reseptor GLP-1 dalam mengobati NAFLD, dengan mengikuti pedoman PRISMA. Analisis melibatkan 37 uji coba terkontrol acak, menggunakan kata kunci yang telah ditentukan untuk mengumpulkan data relevan dari database hingga Desember 2021, berfokus pada berbagai parameter kesehatan, seperti enzim hati dan lemak tubuh.

 

Hasil menunjukkan bahwa efikasi semaglutide superior dalam menurunkan kadar enzim hati dibandingkan dengan perawatan lain, dengan penurunan ALT sebesar 14,70 U/L (95% CI:-24,79 hingga -4,61), AST sebesar 9,32 U/L (95% CI: -15,12 hingga -3,52), dan GGT (gamma-glutamyl transferase, enzim yang membantu mendeteksi penyakit hati dan empedu) sebesar 16,56 U/L (95% CI: -27.30 hingga -5.82). Sebaliknya, dapagliflozin dan liraglutide juga menurunkan kadar ALT tetapi kurang efektif, dengan penurunan masing-masing sebesar 9,94 U/L (95% CI: -18,42 hingga -1,46) dan 8,30 U/L (95% CI: -16,61 hingga -0,43).

 

Selain itu, semaglutide secara signifikan meningkatkan parameter lemak hati, dengan penurunan mencolok pada CAP (controlled attenuation parameter, metode untuk mengukur lemak hati) sebesar 15,57 db/m (95% CI: -29,29 hingga -1,85) dan LSM (liver stiffness measurement, ukuran yang digunakan untuk menilai fibrosis hati atau kekakuan hati) sebesar 3,08 kPa (95% CI: -3,39 hingga -2,77). Exenatide dan liraglutide juga secara signifikan menurunkan SAT (subcutaneous adipose tissue, jaringan lemak di bawah kulit), dengan penurunan sebesar 30,93 cm² (95% CI: -55,67 hingga -6,20) dan 30,27 cm² (95% CI: -41,54 hingga -19,01).

 

Untuk perubahan antropometrik, semaglutide unggul dalam penurunan berat badan dengan 8,14 kg (95% CI: -11,45 hingga -4,84), dibandingkan penurunan berat badan pada dapagliflozin sebesar 3,48 kg (95% CI: -5,88 hingga -1,08). Dalam hal profil lipid, ipragliflozin dan semaglutide secara signifikan menurunkan trigliserida, masing-masing sebesar 0,26 mmol/L (95% CI: -0,48 hingga -0,04) dan 0,25 mmol/L (95% CI: -0,40 hingga – 0,10). HDL-C meningkat oleh dapagliflozin sebesar 0,14 mmol/L (95% CI: 0,06 hingga 0,21), liraglutide sebesar 0,08 mmol/L (95% CI: 0,02 hingga 0,15), ipragliflozin sebesar 0,08 mmol/L (95% CI: 0,01 hingga 0,14), dan semaglutide sebesar 0,05 mmol/L (95% CI: 0,01 hingga 0,09). Hasil ini menegaskan manfaat terapeutik semaglutide yang komprehensif dalam mengelola NAFLD, menunjukkan potensinya sebagai opsi pengobatan utama.

 

Simpulan:

Penelitian ini menunjukkan keunggulan semaglutide dalam memperbaiki enzim hati dan berbagai parameter lemak hati dalam pengobatan NAFLD dibandingkan dengan terapi lain seperti dapagliflozin dan liraglutide.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: rawpixel-Freepik)

Referensi:

Gu Y, Sun L, Zhang W, Kong T, Zhou R, et al. Comparative efficacy of 5 sodium-glucose cotransporter protein-2 (SGLT-2) inhibitor and 4 glucagon- like peptide-1 (GLP-1) receptor agonist drugs in non-alcoholic fatty liver disease: A GRADE-assessed systematic review and network meta-analysis of randomized controlled trials. Frontiers in Pharmacology 2023;14:1102792.

 


Share this article
Related Articles