Menopause memicu penurunan kadar estrogen yang menyebabkan perubahan fisiologis seperti aging pada kulit, perubahan kualitas hidup, dan penurunan kesehatan tulang. Isoflavon kedelai diketahui memiliki manfaat karena sifat antioksidan, fitoestrogenik, dan anti-inflamasi.
Dalam kultur sel dan penelitian pada hewan, isoflavon kedelai telah terbukti melindungi kematian sel yang berhubungan dengan ultraviolet tipe B, eritema, disfungsi barrier kulit, dan penipisan enzim katalase antioksidan alami kulit. Isoflavon kedelai juga mengurangi hiperpigmentasi kulit melalui pengurangan transfer melanin dari melanosit ke keratinosit. Selain itu, protein dan peptida yang berasal dari kedelai telah dipelajari dampaknya terhadap sintesis kolagen. Peptida yang berasal dari kedelai terbukti mirip dengan peptida yang berasal dari kolagen dalam merangsang sintesis kolagen pada fibroblas kulit.
Studi pendahuluan telah menganalisis manfaat protein soy isolate yang mengandung isoflavon (SPII) memberikan dampak yang secara komparatif dengan protein kasein. Penelitian berikut ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak suplementasi SPII terhadap kesehatan kulit, termasuk munculnya kerutan dan pigmentasi serta sifat biomekanik kulit seperti hidrasi dan produksi sebum.
Penelitian yang dilakukan memiliki metode prospektif acak terkontrol tersamar ganda yang berlangsung selama 6 bulan terhadap 44 wanita pasca-menopause dengan tipe kulit Fitzpatrick I, II, dan III yang diacak untuk menerima protein kasein atau SPII. Sistem fotografi wajah beresolusi tinggi digunakan untuk mengukur derajat kerutan dan pigmentasi pada 0, 8, 16, dan 24 minggu. Pengukuran biofisik kulit juga dilakukan termasuk hidrasi kulit dan produksi sebum Suplemen serbuk SPII (45 g) mengandung: 170 kalori yang terdiri dari 2 g lemak, 550 mg natrium, 10 g karbohidrat , 3 g gula tambahan dan 30 g protein. Suplemen serbuk protein kasein (45 g) mengandung: 170 kalori yang terdiri dari 1,5 g lemak total, 430 mg natrium,10 g karbohidrat, 3 g gula tambahan dan 30 g protein.
Hasil analisis adalah:
· Derajat kerutan rata-rata pada kelompok SPII menurun sebesar 5,9% dan 7,1% pada minggu ke-16 dan ke-24. Derajat kerutan menurun lebih signifikan pada kelompok SPII dibandingkan dengan kelompok protein kasein pada minggu ke-16 (p <0,05) dan 24.
· Derajat pigmentasi rata-rata pada kelompok SPII menurun 2,4% pada minggu ke-24. Derajat pigmentasi rata-rata menurun secara signifikan pada kelompok SPII dibandingkan dengan kelompok kasein pada minggu ke-24.
· Hidrasi kulit meningkat secara signifikan pada kelompok intervensi protein kedelai sebesar 39% di pipi kiri dan 68% di pipi kanan pada minggu ke-24 dibandingkan dengan baseline. Tidak ada perubahan yang signifikan secara statistik pada kelompok intervensi kasein.
· Dibandingkan dengan baseline, tidak ada perubahan signifikan dalam produksi sebum pada kedua kelompok.
· Terdapat satu episode sembelit yang menyebabkan satu subjek drop-out pada kelompok kasein.
Kesimpulan:
Dari penelitian ini didapatkan bahwa suplementasi dengan protein soy isolate dengan kandungan isoflavon dapat memperbaiki derajat kerutan wajah, mengurangi intensitas pigmen kulit, dan meningkatkan hidrasi kulit pada wanita pasca-menopause dengan jenis kulit Fitzpatrick I, II, dan III. Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan memperluas varian populasi termasuk pada laki-laki, subjek dengan usia yang lebih muda, dan jenis kulit Fitzpatrick yang lebih tinggi. Karena fitoestrogen dapat meniru efek estrogenik pada kulit, penelitian lanjutan juga dibutuhkan untuk mengevaluasi efek sistemik soy isoflavone pada wanita pasca-menopause dari perspektif ginekologi atau multidisiplin lain.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp-Freepik)
Referensi:
Rizzo J, Min M, Adnan S, Afzal N, Maloh J, Chambers CJ, et al. Soy protein containing isoflavones improves facial signs of photoaging and skin hydration in postmenopausal women: Results of a prospective randomized double-blind controlled trial. Nutrients 2023; 15(19):4113.