Guidelines terbaru merekomendasikan pemberian sedasi ringan berupa dexmedetomidine atau propofol pada pasien dewasa yang menggunakan ventilator. Perbedaan dari kedua obat sedasi tersebut terhadap rangsangan, sistem imun, dan inflamasi belum diketahui dengan jelas. Begitu juga pengaruhnya terhadap keluaran pasien sepsis yang menggunakan ventilator dengan pemberian sedasi.
Penelitian dilakukan secara multisenter, acak, tersamar ganda, pada subjek yang berjumlah 422 pasien sepsis yang menggunakan ventilator. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dexmedetomidine dengan dosis 0,2-1,5 mcg/kgBB/jam (n=214) dan kelompok propofol dengan dosis 5-50 mcg/kgBB/menit (n=208). Dosis disesuaikan dengan target sedasi yang sudah diatur sebelumnya dengan menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale (RAAS, dengan nilai skornya -5 tidak responsif sampai +4 agresif).
Parameter primer yang dinilai adalah waktu bebas delirium atau koma setelah 14 hari intervensi dan parameter sekundernya adalah bebas ventilator pada hari ke-28, kematian setelah 90 hari, serta fungsi kognitif dengan menggunakan Telephone Interview for Cognitive Status (TICS) kuesioner pada bulan ke-6.
Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna terhadap waktu bebas delirium atau koma setelah 14 hari intervensi (10,7 vs. 10,8 hari), hari bebas ventilator (23,7 vs. 24,0 days), kematian setelah 90 hari (38% vs. 39), atau kuesioner TICS pada bulan ke-6 (40,9 vs. 41,4; odds ratio, 0,94). Keamanan pada kedua kelompok sama.
Simpulan:
Penggunaan propofol sebagai sedasi pada pasien sepsis dengan ventilator efektif dan aman seperti halnya penggunaan dengan dexmedetomidine.
Gambar: Ilustrasi (Photo by Anna Shvets from Pexels)
Referensi:
Hughes CG, Mailloux PT, Devlin JW, Swan JT, Sanders RD, Anzueto A, et al. Dexmedetomidine or propofol for sedation in mechanically ventilated adults with sepsis. NEJM [Internet]. 2021. Available from: https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2024922.