Isotretinoin (13-cis-retinoic acid) digunakan secara luas untuk mengatasi kasus akne atau jerawat derajat berat. Sebelum persetujuan FDA terhadap isotretinoin, vitamin A telah banyak diteliti untuk digunakan dalam kemopreventif dan pengobatan jerawat. Laporan pertama keberhasilan vitamin A dalam terapi jerawat diterbitkan pada tahun 1943 hingga akhirnya isotretinoin disetujui pada tahun 1982.
Studi ini mencakup literatur yang diterbitkan tentang penggunaan vitamin A dari tahun 1934 hingga 2021 menggunakan basis data PubMed dan Google Scholar untuk menilai potensi vitamin A sebagai alternatif isotretinoin bagi pasien dengan jerawat. Sembilan studi (8 uji klinis dan 1 studi kasus) dievaluasi untuk relevansi dengan topik yang diminati.
Dari 9 uji klinis, pada 8 studi didapatkan perbaikan pada jerawat pasien yang menggunakan vitamin A. Dosis pengobatan berkisar 36.000 IU per hari hingga 500.000 IU per hari. Sebanyak 44% uji klinis menggunakan 100.000 IU per hari. Durasi pengobatan berkisar 1-7 bulan. Durasi rata-rata hingga perbaikan klinis berkisar 7 minggu hingga 4 bulan setelah memulai pemberian vitamin A. Kasus kambuh dicatat dalam 33% uji klinis, namun angka ini sebanding dengan tingkat kambuh (13%-42%) isotretinoin.
Efek samping paling umum adalah pada mukokutaneus, seperti cheilitis dan xerosis. Pada dosis 500.000 IU per hari, efek samping mukokutan lebih parah, namun tidak ada efek samping serius yang dicatat. Dilaporkan peningkatan trigliserida dan enzim hati pada beberapa pasien, namun didapatkan perbaikan ke angka normal dalam 2-3 minggu setelah menghentikan pengobatan. Efek samping vitamin A oral mirip dengan isotretinoin, termasuk teratogenik. Toksisitas akut vitamin A telah dilaporkan pada dosis awal 25.000 IU/kg dan toksisitas kronis telah dilaporkan pada dosis 4.000 IU/kg per hari selama 6-15 bulan. Tanda-tanda toksisitas ringan yaitu gejala mukokutan.
Disarankan pemantauan laboratorium meliputi tes fungsi hati, lipid, dan tes kehamilan, pada wanita berpotensi hamil, seperti yang dilakukan dengan isotretinoin. Half-life/waktu paruh vitamin A lebih lama daripada isotretinoin (12 hari vs 24-29 jam) dan pasien wanita usia subur disarankan menunda kehamilan selama 3 bulan setelah penghentian vitamin A atau isotretinoin.
Kesimpulan:
Dari studi ini didapatkan bahwa vitamin A oral dapat berpotensi menjadi pengganti isotretinoin dalam terapi jerawat. Namun, karena sifat teratogenik, potensi toksisitas, dan waktu paruh yang panjang, dibutuhkan pemantauan ketat di bawah layanan medis.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Cook MK, Perche PO, Feldman SR. Oral vitamin A for acne management: A possible substitute for isotretinoin. JDDonline - Journal of Drugs in Dermatology [Internet]. 2022 May 27 [cited 2023 Aug 21]. Available from: https://jddonline.com/articles/oral-vitamin-a-for-acne-management-a-possible-substitute-for-isotretinoin-S1545961622P0683X/