
Penyakit hati berlemak non-alkohol (nonalcoholic fatty liver disease/NAFLD) merupakan gangguan metabolik progresif yang ditandai dengan akumulasi lemak di hati yang tidak disebabkan oleh alkohol. NAFLD mencakup spektrum dari steatosis sederhana (NAFL) hingga steatohepatitis non-alkohol (NASH), yang dapat berkembang menjadi fibrosis dan karsinoma hepatoseluler. Mengingat belum adanya terapi farmakologis yang spesifik, pendekatan nutrisi seperti suplementasi probiotik mulai banyak diteliti.
Peran mikrobiota usus dalam sumbu usus-hati menjadi target utama intervensi probiotik, di mana strain seperti Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Streptococcus sering digunakan. Suatu meta-analisis dilakukan dengan mencakup 33 uji klinis acak tersamar ganda (RCT) yang melibatkan 1.940 pasien NAFLD dari 15 negara. Semua studi membandingkan pemberian probiotik (baik single-strain, multi-strain, maupun kombinasi dengan prebiotik/sinbiotik) terhadap plasebo. Hasil utama yang diukur meliputi fungsi hati (ALT, AST), metabolisme glukosa (FBG, insulin, HbA1c, HOMA-IR), profil lipid (TC, TG, LDL-C, HDL-C), dan penanda inflamasi (TNF-α, IL-6).
Hasilnya sebagai berikut:
1. Fungsi Hati (ALT dan AST)
- ALT menurun signifikan dalam ketiga kelompok, yaitu single strain, multi-strain, dan kombinasi
- AST juga menurun signifikan pada single strain, multi-strain, dan kombinasi
2. Metabolisme Glukosa (FBG, Insulin, HbA1c, HOMA-IR)
- Penurunan bermakna pada FBG hanya terlihat pada multi-strain dan kombinasi, tidak signifikan pada single strain
- Insulin: Signifikan hanya pada kelompok kombinasi (SMD −0.64), tidak signifikan pada single dan multistrain.
- HbA1c menurun hanya dengan multi-strain, tidak signifikan untuk lainnya.
- HOMA-IR menurun pada multi-strain dan kombinasi, tidak efektif pada single strain.
- Adanya efektivitas metabolik paling besar pada kombinasi dan multi-strain
3. Profil Lipid (TC, TG, LDL-C, HDL-C)
- Total Cholesterol (TC) menurun signifikan pada kombinasi, kurang konsisten pada multi-strain dan tidak signifikan pada single strain.
- Trigliserida (TG) menurun signifikan pada kombinasi, tetapi tidak pada single maupun multi-strain.
- LDL-C menurun signifikan dengan kombinasi, tidak signifikan pada single atau multi-strain.
- Kombinasi probiotik menunjukkan potensi tertinggi dalam memperbaiki dislipidemia
4. Penanda Inflamasi (TNF-α dan IL-6)
- TNF-α menurun signifikan pada single strain dan kombinasi, tetapi tidak pada multi-strain
- IL-6 tidak menunjukkan penurunan bermakna di semua formulasi
- Penurunan TNF-α paling dramatis terjadi dengan kombinasi probiotik, menandakan potensi imunomodulator yang kuat.
5. Subgroup Analysis
- BMI <30 kg/m² dan usia <55 tahun menunjukkan respons yang lebih baik terhadap probiotik
- Pasien Asia (Eastern countries) merespons lebih baik dibandingkan pasien dari negara Barat
- Durasi intervensi tidak menunjukkan perbedaan efek yang bermakna (>8 minggu vs ≤8 minggu)
Kesimpulan:
Probiotik memberikan manfaat bermakna dalam manajemen NAFLD, terutama dalam menurunkan enzim hati, memperbaiki profil lipid dan glukosa, serta meredakan inflamasi. Probiotik multistrain dan kombinasi (dengan prebiotik) jauh lebih unggul dibandingkan single strain. Strain dominan yang berperan besar dalam efek terapi ini adalah Lactobacillus spp., Bifidobacterium spp., dan Streptococcus. Hasil ini mendukung pemanfaatan strategi personalisasi berbasis jenis strain dan karakteristik pasien dalam penatalaksanaan NAFLD.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Xiao R, Cao Y, Wang L, Tian P, Zhai Q, Zhao J, Wang G, Zhu Y. The role of probiotics in the treatment of non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD): New insights based on meta-analysis and subgroup analysis. Food Biosci. 2024;62:105454. doi:10.1016/j.fbio.2024.105454.