Detail Article

Peran Citicoline dalam Terapi Cedera Kepala

Dr. Della Sulamita Mahendro
Des 13
Share this article
c7fd07621272e1591e1af6f7c2bc1056.jpg
Updated 13/Des/2021 .

Traumatic brain injury (TBI)/ cedera kepala merupakan penyebab morbiditas neurologi dan mortalitas yang sering di dunia. Tidak jarang, penyintas TBI mengalami disabilitas dan komplikasi jangka panjang. Hingga saat ini, tidak ada intervensi farmakoterapi dengan studi pendukung yang kuat, yang dapat memperbaiki keluaran pasien dengan cedera kepala berat. Mekanisme neuroinflamasi yang hingga saat ini diduga kuat menyebabkan keluaran buruk pada pasien cedera kepala. Setelah terjadinya cedera kepala, sitokin dan kemokin dalam jumlah besar di produksi, dan terjadi respon inflamasi akut pada sistem saraf sentral. Dengan membatasi neuroinflamasi yang terjadi setelah cedera kepala, diharapkan dapat menurunkan mortalitas dan disabilitas.

Cytidine diphosphocholine (citicoline atau CDP-choline) adalah produk eksogen yang terdiri dari cytidine dan choline, yang dapat membantu memperbaiki, menjaga, dan mensintesis fosfolipid saat terjadi iskemik otak. Citicoline juga memicu sintesis beberapa neurotransmitter seperti asetilkolin dan dopamin. Citicoline diteliti sebagai terapi stroke iskemik akut dan gangguan kognitif. 


Studi review oleh dr. Julio memaparkan peran citicoline dalam terapi cedera kepala. Citicoline memiliki profil produk yang sesuai sebagai pengobatan gangguan yang berhubungan dengan iskemia otak karena memiliki efek neuroprotektif dan neurorestoratif.

Perlindungan dan pemulihan membran saraf.

• Normalisasi kandungan fosfolipid dalam membran.

• Normalisasi fungsi membran saraf.

• Normalisasi pertukaran ion melintasi membran neuron.

• Pemulihan beberapa aktivitas enzimatik (CTP:phosphocholine cytidyltransferase).

• Peningkatan neurotransmisi (asetilkolin, dopamin, dll.).

• Perbaikan metabolisme otak.

• Pemulihan aktivitas ATPase yang terikat membran.

• Penghambatan aktivitas fosfolipase, menghindari pelepasan radikal bebas, dan utusan kedua.

• Pemberdayaan mekanisme antioksidan dan anti-inflamasi.

• Percepatan reabsorpsi edema otak.

• Pengurangan volume lesi iskemik otak.

• Penghambatan apoptosis.

• Aktivasi mekanisme perbaikan sel dan neuroplastisitas.


Pada studi retrospektif yang melibatkan 67 subjek yang di berikan citicoline (3 gram/hari/3 minggu IV) dan 67 subjek yang tidak mendapatkan citicoline, didapatkan hasil yang signifikan. Citicoline menurunkan angka mortalitas pada perawatan di ICU (5% vs 24%, p<0,01), menurunkan kemungkinan perawatan di rumah sakit (9% vs 25%, p=0,035). 


Pasien dengan cedera kepala sedang hingga berat, penambahan terapi citicoline pada regimen terapi standar menunjukan manfaat yang berhubungan dengan reabsorpsi edema cerebral dan proses penyembuhan, yang berdampak mempersingkat perawatan di rumah sakit dan memperbaiki hasil luaran pasien.


Kesimpulan studi ini adalah pemberian citicoline dapat mempercepat perbaikan tingkat kesadaran dan memperbaiki hasil luaran pasien dengan cedera kepala, dengan profil keamanan yang baik. Citicoline berpotensi memiliki peran dalam tatalaksana cedera kepala.


Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/traumatic-brain-injury)

Referensi:

Secades JJ. Role of citicoline in the management of traumatic brain injury. Pharmaceuticals. 2021 May;14(5):410.

Share this article
Related Articles