Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi paling bermakna dan mengganggu pada diabetes mellitus. Kaki diabetik ditandai dengan ulkus yang terkait dengan neuropati dan/atau penyakit arteri perifer pada tungkai bawah pasien diabetes. Selain itu, diperkirakan bahwa 1 dari 3 sampai 1 dari 5 orang dengan diabetes akan mengalami luka kronik yang tidak sembuh selama hidupnya, seperti ulkus kaki diabetik. Ulkus ini dapat kambuh, 40% kambuh dalam 1 tahun dan 65% kambuh dalam 5 tahun.
Pendekatan ulkus kaki diabetik adalah perawatan luka lokal, debridement, offloading, kontrol infeksi, dan revaskularisasi jika diperlukan. Penyembuhan luka pada pasien diabetes mengalami gangguan karena penyakit makro- dan mikrovaskular yang mengakibatkan hipoksia. Selain itu, neuropati perifer serta jalur seluler dan inflamasi abnormal berperan dalam gangguan penyembuhan, sehingga menyebabkan ulkus menjadi infeksi.
Walaupun terdapat perkembangan dalam terapi seperti debridement luka, off-loading, obat-obatan, dressing luka, dan pencegahan infeksi melalui ulkus yang bersih, ulkus kaki diabetik yang tidak sembuh yang sifatnya persisten masih merupakan isu klinis yang bermakna. Banyak faktor terkait pasien yang mempengaruhi penyembuhan luka yang sering diabaikan, nutrisi adalah salah satunya. Telah diketahui bahwa defisiensi makronutrien, terutama protein, dapat memperlambat penyembuhan luka. Selain itu, mikronutrien berperan sebagai komponen esensial metabolisme seluler yang penting untuk penyembuhan luka yang optimal. Beberapa vitamin dan mineral berperan dalam mendukung sistem imun dan memfasilitasi penyembuhan luka seperti vitamin C, vitamin A, dan zinc.
Suatu studi retrospektif dilakukan untuk mengetahui korelasi antara trace element dan penyembuhan luka pada pasien ulkus kaki diabetik. Pasien dilakukan penilaian VIPS (Vascular supply adequate to heal; absence of clinical signs of deep Infection; Pressure downloading with orthotics and deep-toed shoes; Special factors). Selain itu, dilakukan pemeriksaan dalam serum, protein total, albumin, vitamin B, besi, zinc, magnesium, copper (tembaga), Hb, HbA1c, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Nilai-nilai tersebut pada pasien kaki diabetik dibandingkan dengan nilai normal. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan usia, lama rawat inap, dan jenis kelamin, dan nilai hasil pemeriksaan dibandingkan antara kedua kelompok.
Hasil dari studi ini yaitu: (n= 46)
- Distribusi VIP adalah vaskular (32,6%), infeksi (60,8%), dan tekanan (6,5%).
- Kadar albumin (36,9%) dan Hb (91,3%) rendah pada pasien ulkus kaki diabetik.
- Untuk trace element, kadar besi (97,8%), dan zinc (93,2%) rendah pada pasien, tetapi kadar magnesium dan copper biasanya normal atau tinggi.
- Jika dibandingkan dengan nilai normal pada dewasa, pasien ulkus kaki diabetik dalam studi ini memiliki kadar Hb, protein total, albumin, besi, zinc, copper, dan kolesterol HDL yang lebih rendah.
- Jika dibandingkan berdasarkan usia dan lama rawat inap, kadar Hb lebih rendah pada pasien kelompok usia lebih tua dan rawat inap lebih lama.
- Jika dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, vitamin B12 lebih tinggi pada wanita.
Limitasi dari studi ini adalah studi ini dilakukan pada 1 institusi dan jumlah sampel belum memadai. Selain itu, penelitian jangka panjang mengenai efek trace element belum dilakukan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyembuhan luka ulkus diabetik:
- Anemia, komplikasi diabetes melitus, dikaitkan dengan buruknya penyembuhan luka, amputasi, dan peningkatan mortalitas.
- Albumin memperbaiki aliran darah mikrosirkulasi dan menurunkan inflamasi dan kerusakan oksidatif.
- Magnesium berperan dalam metabolisme karbohidrat sebagai kofaktor enzim untuk fosforilasi glukosa dan diperlukan untuk transpor glukosa.
- Zinc berperan dalam sekresi, transport, dan sensitivitas reseptor insulin, proteksi terhadap radikal bebas, dan kofaktor enzim penyembuhan luka.
- Copper penting untuk crosslink elastin dan kolagen dan memperantarai angiogenesis via induksi faktor pro-angiogenik, imunitas alami, dan proteksi terhadap radikal bebas.
- Vitamin B12 penting untuk fungsi dan perkembangan sistem saraf pusat sehingga memastikan transmisi impuls saraf.
- Kolesterol HDL menarik perhatian karena proteksinya terhadap terjadinya aterosklerosis.
Kesimpulan:
Dari studi ini didapatkan bahwa kadar albumin, Hb, besi, dan zinc ternyata rendah pada sebagian besar pasien ulkus kaki diabetik. Nilai yang rendah ini memiliki kaitan negatif dengan penyembuhan luka, oleh karena itu, koreksi perlu dipertimbangkan dalam terapi ulkus kaki diabetik.
Sumber: Ilustrasi (Sumber: rawpixel-Freepik)
Referensi:
Lee SH, Kim SH, Kim KB, Kim HS, Lee YK. Factors influencing wound healing in diabetic foot patients. Medicina 2024;60:723.