Gagal jantung tidak hanya meningkatkan risiko untuk kejadian kardioembolik dan stroke iskemik tetapi juga meningkatkan risiko untuk VTE(venous thromboembolism). Pasien yang dirawat di rumah sakit karena gagal jantung akut berisiko lebih tinggi untuk mengalami VTE jangka pendek karena imobilisasi yang berkepanjangan dan hiperkoagulabilitas.
Suatu studi populasi prospektif dilakukan dengan melibatkan 13.728 pasien dari kohort Atherosclerosis Risk In Communities (ARIC). Pasien yang dimasukkan menjadi populasi studi terbagi menjadi kategori rawat inap (usia rata-rata, 56,1 tahun) dan tanpa rawat inap(usia rata-rata, 53,5 tahun) yang menderita gagal jantung.
Risiko VTE jangka pendek dan jangka panjang yang terkait dengan:
1. Gagal jantung selama 1987-2015 (n=13.728; desain 1);
2. Tipe gagal jantung selama 2005-2015 (n=7588; desain 2); dan
3. Ukuran ekokardiografi yang abnormal dalam ketiadaan gagal jantung klinis selama 2011-2015 (n=5438; desain 3).
Hasil studi terbagi menjadi hasil Design studi 1, 2, dan 3.
Hasil Design Studi 1
· Insiden gagal jantung terjadi pada 19,6% pasien yang disertakan dalam desain studi 1.
· Selama pemantauan rata-rata 22±7 tahun, kehadiran gagal jantung dikaitkan dengan peningkatan risiko total insiden VTE (HR, 3,13)
· Pasien dengan atau tanpa gagal jantung terkait dengan risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk semua subtipe VTE:
o Emboli paru: HR, 2,57
o Trombosis vena dalam: HR, 3,90
o VTE yang diprovokasi: HR, 2,26
o VTE yang tidak diprovokasi: HR, 3,72
Hasil Design Studi 2
· Insiden gagal jantung terjadi pada 15,3% pasien yang dialokasikan ke desain 2.
· Selama pemantauan rata-rata 9,7±2,6 tahun, tingkat VTE pada pasien dengan gagal jantung jauh lebih tinggi daripada pada mereka yang tidak mengalami gagal jantung. (HR 21,8 vs HR 3,04) per 1000 orang per tahun.
· Risiko VTE secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan gagal jantung apapun (HR, 5,15) , termasuk pada pasien dengan fraksi ejeksi yang dipertahankan (HFpEF) (HR, 4,71) dan fraksi ejeksi yang berkurang (HFrEF) (5,53), dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gagal jantung.
Hasil Design Studi 3
· Pada pasien yang dialokasikan ke desain 3, dilaporkan 86 kejadian VTE insiden dalam pemantauan rata-rata 3,5±0,7 tahun.
· Dalam ketiadaan gagal jantung awal, ketebalan dinding relatif LV (P=0,002) dan ketebalan dinding LV rata-rata (P=0,003) ditemukan sebagai prediktor VTE insiden setelah penyesuaian tambahan untuk penyakit ginjal kronis dan fibrilasi atrium.
Keterbatasan studi ini antara lain: insiden gagal jantung pada rawat inap berbasis ARIC (Atherosclerosis Risk In Communities), validasi VTE gagal menangkap VTE pada pasien rawat jalan, jumlah kejadian VTE yang kecil untuk desain studi ke 3, hubungan yang diamati antara HF dan VTE mungkin tidak kausal, dan insiden kematian terkait VTE tidak dinilai.
Kesimpulan:
Dari studi didapatkan bahwa pasien penderita gagal jantung yang di rawat inap terkait dengan risiko venous thromboembolism (VTE) lebih dari 3 kali lipat melalui pemantauan jangka panjang, risiko terjadinya VTE juga menetap pada pasien dengan fraksi ejeksi jantung yang dipertahankan (HFpEF) dan gagal jantung dengan fraksi ejeksi jantung yang berkurang (HFrEF), serta pada pasien tanpa gagal jantung klinis, ketebalan dinding relatif ventrikel kiri (LV) dan ketebalan dinding ventrikel kiri (LV) rata-rata adalah suatu prediktor untuk reisko VTE.
Keterangan : VTE = venous thrombo embolism; DVT = deep venous thrombosis; HF = Heart Failure; EF = ejection fraction; HFpEF = heart failure with preserved ejection fraction; HFrEF = heart failure with reduced ejection fraction; PE = pulmonary embolism; HR = hazard ratio; CI = Confidence Interval; ARIC= = Atherosclerosis Risk In Communities
Referensi:
Fanola CL, Norby FL, Shah AM, Chang PP, Lutsey PL, Rosamond WD, Cushman M, Folsom AR. Incident Heart Failure and Long-Term Risk for Venous Thromboembolism. J Am Coll Cardiol. 2020;75(2):148-158. doi: 10.1016/j.jacc.2019.10.058. PMID: 31948643
ID-LOV-2024-03-UCH6 (03/24)