Telah diketahui bahwa 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas dalam mengoptimalkan pertumbuhan anak guna mencegah stunting. Memastikan nutrisi yang adekuat sejak masa kehamilan, bahkan sebelum kehamilan (pra-konsepsi), juga merupakan hal yang tidak kalah penting.
Stunting merupakan kondisi di mana anak, khususnya balita (anak usia di bawah 5 tahun), memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Stunting memiliki efek jangka pendek hingga jangka panjang, seperti peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular, serta berefek pada perkembangan anak yang buruk dan gangguan kapasitas belajar. Efek risiko tersebut berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan, maka dari itu penting untuk dilakukan pencegahan stunting sejak awal masa kehidupan.
Langkah pencegahan stunting yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia antara lain memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. Ibu hamil memerlukan tambahan kalori kurang lebih 350-450 kalori per hari, yang dibagi ke dalam komponen makro dan mikro. Nutrisi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan nutrisi mikro terdisi dari vitamin dan mineral. Beberapa zat yang harus terpenuhi selama kehamilan, yaitu protein, kalsium, asam folat, dan zat besi. Adanya peningkatan kebutuhan ini terkadang sulit dipenuhi karena kondisi fisik ibu hamil yang juga mengalami gangguan, seperti mual hingga muntah.
Pemenuhan nutrisi pada ibu hamil penting dalam mencegah stunting, namun pendekatan terintegrasi perlu dilakukan dalam upaya pencegahan stunting. Dalam kesehariannya, ibu hamil dapat melakukan model nutrisi 5J, yang meliputi (1) Jumlah kalori, (2) Jadwal makan, (3) Jenis makanan, (4) Jalur pemberian nutrisi, dan (5) penJagaan terhadap pelaksanaan.
Nutrisi penting yang dibutuhkan ibu saat hamil dan sumbernya, antara lain:
1. Asam Folat dan Protein
Kacang-kacangan sangat kaya akan serat, protein, dan asam folat. American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) merekomendasikan konsumsi 600-800 mikrogram folat selama kehamilan. Asupan folat juga bisa ditemukan pada hati, telur, sayuran berdaun hijau tua, serta kacang polong. Nutrisi pada kacang kedelai, kacang polong, dan kacang tanah akan sangat membantu tumbuh kembang bayi selama trimester pertama.
2. Kalsium
Ibu hamil memerlukan 1.000 miligram kalsium yang bisa dibagi dalam 2 dosis per hari. Sumber kalsium yang baik bisa ditemukan pada susu, yoghurt, keju, ikan dan seafood yang rendah merkuri, seperti ikan lele, udang, salmon, dan tahu, serta sayuran berdaun hijau tua.
3. Protein
Penuhi kebutuhan protein dari makanan, seperti ikan, ayam (disarankan bagian dada), susu dan yoghurt, serta telur. Untuk ibu hamil, sebaiknya ikan, telur, dan ayam dimasak hingga matang.
4. Zat Besi
Pemenuhan zat besi yang cukup dapat mengurangi risiko anemia defisiensi besi yang dapat menyebabkan ibu menjadi mudah lelah. Anemia defisiensi besi yang parah selama kehamilan juga meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi terlahir dengan berat badan yang rendah, dan depresi postpartum. Zat besi terdapat pada daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, sayuran, dan kacang-kacangan. Untuk mengolah daging merah, usahakan sudah dimasak sampai bagian tengahnya tidak berwarna kemerahan. Hal ini untuk menghindari risiko tercemar bakteri salmonella.
5. Vitamin D
Untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat dan sehat, setidaknya dibutuhkan 600 UI asupan vitamin D setiap harinya. Ini bisa didapat dari pilihan makanan seperti ikan salmon, susu, dan jus jeruk.
Ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan seorang ibu hamil untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Dalam kondisi ini, untuk menunjang pertumbuhan bayi agar sehat hingga persalinan, tak jarang ibu hamil memerlukan konsumsi beberapa suplemen, di antaranya:
1. Tablet Tambah Darah
Kaplet atau tablet tambah darah merupakan suplemen yang wajib karena bermanfaat membentuk plasenta yang kuat, melancarkan sirkulasi oksigen dalam tubuh, dan menjaga kesehatan ibu dan bayi.
2. Kalsium
Suplemen kalsium tak jarang dapat diberikan untuk mencegah preeklampsia semasa kehamilan.
3. Asam Folat
Konsumsi asam folat harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak trimester pertama. Dosis yang disarankan adalah 400 mikrogram per hari. Manfaatnya untuk pembentukan DNA dan perkembangan otak serta saraf janin dalam kandungan.
4. Vitamin
Vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan vitamin D merupakan vitamin yang penting dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh agar bisa terhindar dari penyakit selama kehamilan.
Selain mengonsumsi makanan yang sehat dan konsumsi suplemen, ibu hamil juga memerlukan istirahat dan minum air yang cukup, menjaga kebersihan, berolahraga ringan, mengikuti anjuran lainnya dari dokter yang merawat, serta tetap memeriksakan kehamilan sesuai waktunya untuk dapat memantau kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Image by valeria_aksakova - Freepik)
Referensi:
1. Kementerian Kesehatan. Cegah stunting sejak dalam masa kehamilan [Internet]. 2022 August 05. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1092/cegah-stunting-sejak-dalam-masa-kehamilan
2. Kementerian Kesehatan. Ragam makanan yang mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil [Internet]. 2023 Jan 19. Available from: https://promkes.kemkes.go.id/ragam-makanan-yang-mengandung-nutrisi-penting-untuk-ibu-hamil-pk
3. Darmawanti B. Rekomendasi Suplemen Semasa Kehamilan [Internet]. 2022 Dec 21. Available from: https://ayosehat.kemkes.go.id/rekomendasi-suplemen-semasa-kehamilan