Beberapa panduan merekomendasikan zinc dalam terapi infeksi saluran pernapasan virus akut. Zinc memiliki antivirus berspektrum luas in vitro tehadap virus pernapasan yang umum termasuk coronavirus. Zinc juga berperan penting dalam imunitas, inflamasi, haemostasis, aktivitas ACE 2, dan juga membantu respons jaringan terhadap hipoksia.
Suatu tinjauan sistematik dan meta-analisis telah dilakukan untuk menilai manfaat dan risiko formulasi zinc dibandingkan kontrol untuk pencegahan dan terapi infeksi saluran pernapasan virus akut pada pasien dewasa tanpa defisiensi zinc. Sebanyak 28 uji klinik acak terkontrol dengan 5.446 subjek diidentifikasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa dibandingkan plasebo, zinc oral atau intranasal mencegah 5 infeksi saluran pernapasan per 100 orang-bulan. Zinc sublingual tidak mencegah cold klinis setelah inokulasi human rhinovirus. Rata-rata gejala hilang 2 hari lebih awal dengan zinc sublingual atau intranasal dibandingkan plasebo dan >19 per 100 orang dewasa kemungkinan masih bergejala setelah 7 hari tanpa zinc. Ditemukan penurunan skor keparahan gejala yang bermakna secara klinis pada hari ketiga (perbedaan rata-rata (MD) -1,2 poin, 95% CI -0,66 s/d -1,74), tetapi tidak pada rata-rata skor keparahan gejala harian (MD -1,5, 95% CI -0,43 s/d 0,13).
Tidak ditemukan kejadian serius yang tidak diharapkan (misalnya mual, iritasi mulut/hidung) yang lebih tinggi. Dibandingkan kontrol aktif, tidak ada perbedaan pada durasi penyakit atau kejadian yang tidak diharapkan.
Kesimpulan:
Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa pemberian zinc dapat mencegah gejala dan memperpendek durasi infeksi saluran pernapasan virus akut pada populasi dewasa yang jarang defisiensi zinc.
Gambar: Ilustrasi
Referensi:
Hunter J, Arentz S, Goldenberg J, Yang G, Beardsley J, Myers SP, et al. Zinc for the prevention or treatment of acute viral respiratory tract infections in adults: a rapid systematic review and meta-analysis of randomised controlled trials. BMJ Open 2021;11:e047474. doi:10.1136/bmjopen-2020-047474