Detail Article

Pemberian Palonosetron pada Pasien dengan Kemoterapi Multiple-day, Bagaimana Efektivitasnya?

dr. Hastarita Lawrenti
Apr 22
Share this article
f8fccf78f40055da8765a6ccb8bdd373.jpg
Updated 19/Apr/2021 .

Kemoterapi multiple-day sering menyebabkan mual muntah diinduksi kemoterapi (chemotherapy-induced nausea and vomiting/ CINV) fase akut dan lambat dengan perburukan gejala pada kemoterapi potensi emetogenik tinggi. Secara khusus, palonosetron efektif untuk CINV tipe lambat dan lebih efektif dibandingkan antagonis serotonin generasi pertama. Namun, uji klinik palonosetron pada pasien yang mendapat kemoterapi multiple-day masih terbatas.


Suatu studi retrospektif dilakukan pada pasien yang mendapat kemoterapi untuk tumor sel germinal (tumor sel germinal testis, ovarium, dan tumor mediastinum). Kemoterapi yang diberikan adalah BEP (etoposide 100 mg/m2 dan cisplatin 20 mg/m2, keduanya diberikan hari 1-5 plus bleomycin 30 U setiap minggu; setiap 21 hari) atau EP (etoposide 100 mg/m2 dan cisplatin 20 mg/m2, keduanya diberikan hari 1-5; setiap 21 hari).

 

Dalam studi ini, kelompok antagonis serotonin generasi pertama terdiri dari pasien dengan granisetron 3 mg atau ramosetron 0,3 mg IV sebelum kemoterapi, hari 1-5 sedangkan kelompok lain diberikan palonosetron 0,75 mg, 1 kali sebelum kemoterapi. Semua pasien dexamethasone 9,9 mg hari 1 dan 6,6 mg hari 2-5 atau 6,6 mg hari 1-5, dan aprepitant hari 1-5 atau fosaprepitant hari 1.

 

Hasil dari studi ini yaitu: (n= 46)

  • Median usia pasien 36 tahun.
  • Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal respons komplit pada fase akut (0-24 jam) antara palonosetron dan antagonis serotonin generasi pertama (89,3% vs 83,3%; p= 0,67).
  • Respons komplit lebih baik dengan palonosetron pada fase lambat (24-120 jam) dibandingkan antagonis serotonin generasi pertama (78,6% vs 50%; p= 0,04).
  • Pada fase lambat, asupan kalori lebih tinggi pada kelompok palonosetron dibandingkan antagonis serotonin generasi pertama (1.373,4 ± 594,7 kcal/hari vs 940,4 ± 672,8 kcal/hari; p= 0,05).
  • Periode penurunan asupan oral cenderung lebih lama pada kelompok palonosetron (147,4 jam vs 100 jam; p= 0,13).
  • Efek samping yang dijumpai adalah sakit kepala, konstipasi, angiopati, dan penurunan fungsi hati atau ginjal dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok. 


Kesimpulan dari studi ini adalah palonosetron lebih efektif dibandingkan antagonis serotonin generasi pertama dalam mengontrol CINV pada pasien yang mendapat kemoterapi multiple-day. Palonosetron terutama mengontrol CINV pada fase lambat dan mempertahankan asupan makanan tanpa efek samping berat selama kemoterapi.

 

Referensi:

1.  Hamano H, Mitsuhashi C, Suzuki Y, Zamami Y, Tsujinaka K, Okada N, et al. Effects of palonosetron on nausea and vomiting induced by multiple-day chemotherapy. Biol Pharm Bull. 2021;44:478-84.

2.  Affronti ML, Bubalo J. Palonosetron in the management of chemotherapy-induced nausea and vomiting in patients receiving multiple-day chemotherapy. Cancer Manag Res. 2014;6:329-37.

Share this article
Related Articles