Pemberian oseltamivir dini bermanfaat pada pasien rawat jalan yang dicurigai COVID-19 tanpa hipoksia bila digunakan dalam kombinasi dengan terapi antibiotic. Hal ini tertuang dalam studi yang dilakukan oleh Chiba dan dipublikasi Desember 2020.
Evaluasi mencakup 16 personel medis terduga COVID-19 dan keluarga yang tinggal bersama mereka tanpa mengalami hipoksia, yang datang ke klinik dari Maret hingga Juni 2020. Kriteria inklusi terduga COVID-19 mencakup:
- usia ≧ 20 tahun,
- suhu puncak ≧ 37,5 ℃
- memiliki satu atau lebih gejala pernapasan
- hasil swab hidung untuk influenza A dan B negatif
- saturasi oksigen kapiler perifer (SpO2) ≧ 93%
Semua pasien mendapat terapi antivirus oseltamivir 75 mg secara oral dua kali/hari selama 5 hari. Terapi oseltamivir dianggap sebagai pengobatan dini jika pasien menerima pengobatan
dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam (≧37,0 ℃) dan pengobatan akhir jika terapi antivirus dimulai 24 jam setelah onset demam.
Semua pasien juga menerima antibiotik atas pertimbangan kemungkinan koinfeksi bakteri, seperti:
levofloxacin (500 mg pada hari pertama diikuti oleh 500 mg per hari selama 6 hari berikutnya)
garenoksasin (400 mg pada hari pertama diikuti oleh 400 mg per hari selama 6 hari berikutnya)
amoxicillin/clavulanic acid (750 mg pada hari pertama diikuti 750 mg per hari selama 6 hari berikutnya),
Hasilnya, sebagian besar pasien yang terinfeksi adalah wanita (10, 63%), 1 menderita diabetes (6%) dan 3 hipertensi (19%). Usia rata-rata adalah 45 tahun (rentang interkuartil 31-60 tahun).
Sebanyak 63% (10 dari 16 pasien) pasien yang menerima oseltamivir mengalami penurunan demam menjadi normal (<37,0℃) dalam 24 jam. Demam menghilang pada semua pasien dalam 4 hari setelah
dosis pertama oseltamivir.
Durasi demam lebih pendek pada kelompok pengobatan dini dibandingkan dengan kelompok pengobatan akhir (31 ± 21 jam vs 94 ± 38 jam; p <0,001).
Waktu dari mulai demam hingga awal pengobatan berbanding lurus dengan durasi demam (r = 0,77; p <0,001) dan waktu dari puncak suhu demam hingga penurunan demam (r = 0,58; p <0,05).
Kesimpulan:
Pemberian oseltamivir dini dapat menurunkan durasi demam pada pasien rawat jalan yang dicurigai COVID-19 tanpa hipoksia bila digunakan dalam kombinasi dengan terapi antibiotik.
Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)
Referensi:
Chiba, S. Effect of early oseltamivir on outpatients without hypoxia with suspected COVID-19. Wien Klin Wochenschr (2020). https://doi.org/10.1007/s00508-020-01780-0