Detail Article

Pemberian Karbohidrat Maltodekstrin Dapat Cegah Resistensi Insulin Pasca-bedah

dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi
Jan 15
Share this article
fbd0a617677b2770aec4b2c6ba45d1b5.jpg
Updated 20/Jan/2025 .

Puasa perlu dilakukan sebelum prosedur bedah elektif, namun durasi puasa yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan dari sisi metabolik, fisiologis, dan psikologis pasien, sehingga terjadi stres pembedahan. Stres akibat pembedahan dapat melepaskan kortisol, glucagon, dan interleukin (IL-6 dan IL-1), yang dapat menyebabkan supresi sistem imun dan berkembangnya resistensi insulin. 


Pemberian karbohidrat sebelum prosedur bedah dengan karbohidrat kompleks, seperti maltodekstrin, merupakan bagian dari protokol ERAS (enhanced recovery after surgery) yang dapat mencegah terjadinya resistensi insulin akibat stres pembedahan. Penelitian berikut ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah pada 2 jam setelah anestesi antara pasien yang menerima maltodekstrin oral versus air putih yang diberikan 2 jam sebelum pembedahan, bersama dengan perbandingan subkelompok yang sama di antara pasien diabetes melitus (DM).

 

Sebanyak 150 pasien yang menjalani bedah kolorektal diacak ke dalam kelompok dua kelompok, yaitu:

· Kelompok maltodekstrin (n=75; menerima 50 g maltodekstrin 12,5% yang dilarutkan dalam 400 mL air 2 jam sebelum pembedahan)

· Kelompok air (n=75; menerima 400 mL air biasa 2 jam sebelum pembedahan).

Parameter yang dievaluasi adalah kadar glukosa darah yang diperiksa pada T0 (diukur setelah induksi anestesi), T2 (2 jam), T4 (4 jam), T6 (6 jam) selama prosedur bedah, dan setiap 8 jam setelah prosedur bedah yang dinilai di ruang perawatan intensif (ICU) selama 24 jam. Rasa haus atau ketidaknyamanan sebelum induksi, aspirasi lambung setelah intubasi, kejadian hiperglikemia dan kebutuhan akan intervensi insulin sebelum dan sesudah prosedur bedah juga dinilai.

 

Hasilnya:

· Secara signifikan kadar glukosa darah rerata (standar deviasi [SD]) lebih rendah pada T2 pada kelompok maltodekstrin (136,2 [28,4] mg/dL) dibandingkan dengan kelompok air (157,8 [37,8] mg/dL). Kadar glukosa darah ini tetap lebih rendah pada kelompok maltodekstrin T4 (p = 0,008), T6 (p = 0,009), T8 ICU (p = 0,012), T16 ICU (p = 0,001) dan T24 ICU (p = 0,001).

· Secara signifikan skor rasa haus lebih baik pada kelompok maltodekstrin [0,3 (0,6) vs 1,6 (1,5) pada kelompok air].

· Di antara pasien DM, kadar glukosa darah kelompok maltodekstrin tetap lebih rendah secara signifikan pada T2, T4, T6, T8 ICU, T16 ICU, dan T24 ICU. Jumlah intervensi insulin pada kelompok maltodekstrin juga secara signifikan lebih minimal pada T4, T6, T8 ICU, dan T16 ICU.

 

Kesimpulan:

Dari penelitian ini didapatkan bahwa pemberian minuman maltodekstrin 12,5% sebelum pembedahan dapat mengurangi kadar glukosa darah dari 2 jam setelah prosedur bedah hingga 24 jam di ICU dibandingkan jika hanya diberikan air biasa pada pasien yang menjalani pembedahan kolorektal non-invasif. Minuman karbohidrat juga mengurangi rasa haus dan mengurangi ketidaknyamanan sebelum pembedahan. Penderita DM terkontrol yang menerima maltodekstrin mengalami peningkatan toleransi glukosa serta membutuhkan lebih sedikit intervensi insulin dari 2 jam setelah prosedur bedah hingga 24 jam di ICU dibandingkan dengan pasien DM yang hanya diberikan air putih.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Kumar L, Ashok A, Sudhakar A, Sreekumar G. Preoperative maltodextrin in minimally invasive colorectal surgery: Is it safe for diabetics? A randomised controlled trial. Indian J Anaesth. 2023;67(12):1084-9.


Share this article
Related Articles