Detail Article

Pemanis Buatan, Adakah Korelasinya Dengan Penyakit Kardiovaskuler?

dr. Kupiya
Sep 20
Share this article
9e2e8f68d5a9d8bbacc88cc7b6b59716.jpg
Updated 15/Sep/2022 .

Studi terbaru terkait dengan kekhawatiran konsumsi pemanis buatan terhadap kesehatan menunjukkan bahwa adanya hubungan asupan pemanis buatan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kejadian stroke. Hal ini berdasarkan studi prospektif skala besar terbaru terhadap orang dewasa Prancis, asupan pemanis buatan total dari semua sumber dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular secara keseluruhan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Charlotte Debras, dari Sorbonne Paris Nord University, INSERM U1153, INRAE U1125, CNAM, Nutritional Epidemiology Research Team (EREN), Epidemiology and Statistics Research Centre, University of Paris (CRESS), Bobigny, Perancis dan kolega ini telah dipublikasikan dalam British Medical Journal bulan September 2022 ini.


Dalam studi ini peneliti mempelajari hubungan antara pemanis buatan dari semua sumber makanan dan minuman termasuk pemanis yang ada di meja, produk susu, dsb., secara keseluruhan dan berdasarkan molekul (aspartam, acesulfame potassium, dan sucralose), dan risiko penyakit kardiovaskular (secara keseluruhan, jantung koroner). 


Studi ini melibatkan 103.388 orang dewasa, dari kohort NutriNet-Sante, Perancis di antaranya 37,1% melaporkan konsumsi pemanis buatan. Pemanis yang dinilai terutama aspartam (58% dari asupan pemanis), acesulfame potassium (29%), dan sucralose (10%), dengan 3% lainnya terdiri dari berbagai pemanis lain termasuk siklamat dan sakarin.


Hasil menunjukkan bahwa selama rata-rata 9 tahun tindak lanjut, asupan pemanis buatan dikaitkan dengan 9% peningkatan risiko kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, termasuk infark miokard, sindrom koroner akut, angioplasti, angina, stroke, atau serangan iskemik transien, dengan bahaya. rasio 1,09 (95% CI, 1,01 banding 1,18; P = 0,03). Rata-rata asupan pemanis buatan di antara mereka yang dilaporkan mengonsumsinya adalah 42,46 mg/hari, yang setara dengan kira-kira satu paket pemanis meja atau 100 mL soda diet. Tingkat kejadian absolut kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular pada konsumen yang lebih tinggi adalah 346 per 100.000 orang-tahun vs 314 per 100.000 orang-tahun pada nonkonsumen.


Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa asupan aspartam secara khusus dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian serebrovaskular, sementara acesulfame potassium dan sucralose dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner.


Temuan dari studi kohort prospektif skala besar ini menunjukkan potensi hubungan langsung antara konsumsi pemanis buatan yang lebih tinggi (terutama aspartam, acesulfame potassium, dan sucralose) dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Pemanis buatan hadir di ribuan merek makanan dan minuman di seluruh dunia, namun tetap menjadi topik kontroversial dan saat ini sedang dievaluasi ulang oleh Otoritas Keamanan Makanan Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia, dan lembaga kesehatan lainnya.


Gambar: Ilustrasi (sumber: https://health.clevelandclinic.org/)

Referensi: Charlotte Debras, Laury Sellem, Nathalie Druesne-Pecollo, Fabien Szabo de Edelenyi, Rebecca Lutchia, Chantal Julia, Emmanuelle Kesse-Guyot, Benjamin Allès, Serge Hercberg, Mélanie Deschasaux-Tanguy, Inge Huybrechts, Bernard Srour,Mathilde Touvier. Artificial sweeteners and risk of cardiovascular diseases: results from the prospective NutriNet-Santé cohort. British Medical Journal 2022. https://doi.org/10.1136/bmj-2022-071204. Internet [Cited: 15/9/2022]. Availabnle from; https://www.bmj.com/content/378/bmj-2022-071204

Share this article
Related Articles