
Perdarahan ulkus peptikum (bleeding peptic ulcer/BPU) membutuhkan terapi untuk menurunkan keasaman lambung dengan target pH ≥6, karena asam lambung dan pepsin menghambat agregasi trombosit serta menghancurkan koagulasi.
Saat ini PPI adalah terapi standar untuk BPU, di mana PPI terbukti menurunkan risiko perdarahan berulang hingga –14,6% dan kebutuhan operasi darurat –5,4%. Namun PPI memiliki keterbatasan, yaitu: onset lambat, variasi metabolisme (CYP2C19), serta efektivitas pH yang kadang tidak stabil. Potassium competitive acid blockers (PCAB), misalnya tegoprazan, bekerja lebih cepat, tidak tergantung makanan, puncak konsentrasi plasma dalam ±1 jam, dan menekan asam lebih konsisten.
Studi dilakukan bertujuan membandingkan PPI intravena vs PCAB oral sebelum endoskopi darurat pada pasien dengan perdarahan ulkus peptikum. Desain penelitian retrospektif, single-center, di St. Vincent’s Hospital, Korea. Periodenya adalah Agustus 2023 – Februari 2024 dengan 105 pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna atas non-varises (non-variceal upper GI bleeding/ NVUGIB), dengan jumlah sebagai berikut:
- PPI IV (pantoprazole 80 mg bolus + 8 mg/jam infus 48 jam): 61 pasien.
- PCAB oral (tegoprazan 50 mg single dose): 44 pasien.
Adapun kriteria eksklusi meliputi varises esofagus, kanker lambung, komorbid berat (CKD dialisis, gagal jantung EF <20%), dsb. Penilaian perdarahan menggunakan Glasgow-Blatchford, Rockall, AIMS65. Outcome primer antara lain penilaian dasar ulkus dengan klasifikasi Forest, kebutuhan intervensi endoskopik (hemostasis), dan risiko perdarahan berulang.
Hasilnya:
· Berdasarkan klasifikasi Forrest untuk menilai dasar ulkus, lesi aktif/berisiko tinggi (Ia–IIa) lebih banyak di grup PPI (27 pasien) dibanding PCAB (5 pasien, p < 0,01).
· Kebutuhan intervensi endoskopik setelah diberikan PPI intravena dan oral PCAB lebih tinggi secara signifikan pada grup PPI (54,1%, 33/61) dibandingkan grup PCAB (22,7%, 10/44). Risiko jauh lebih rendah dengan PCAB (OR = 0,272, 95%CI: 0,111–0,665, p = 0,004).
· Tingkat perdarahan berulang di rumah sakit terjadi pada 6 pasien di grup PPI dan 1 pasien di grup PCAB, sedangkan pada rawat jalan terjadi pada 7 pasien di grup PPI dan 1 pasien di grup PCAB. Oleh karena itu, tingkat perdarahan berulang terjadi lebih tinggi secara signifikan pada grup PPI (21,3%, 13/61) dibandingkan grup PCAB (4,5%, 2/44), p = 0,02.
· Dari analisis multivariat: PCAB protektif terhadap re-bleeding (OR = 0,141, 95%CI: 0,024–0,844, p = 0,032).
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian ini, PCAB oral (tegoprazan) pre-emergency endoscopy lebih efektif dibadingkan PPI IV (pantoprazole) pada kasus perdarahan ulkus peptikum dengan menurunkan angka re-bleeding (4,5% vs 21,3%). Efek protektif PCAB sekitar 86% lebih rendah terjadi risiko perdarahan berulang dibanding PPI. Studi menyarankan PCAB dapat menjadi alternatif lebih baik untuk manajemen awal BPU, bahkan berpotensi menurunkan mortalitas.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Envato element)
Referensi:
Lim NR, Chung WC. Intravenous proton pump inhibitors vs oral potassium competitive acid blockers before endoscopic treatment of bleeding peptic ulcers. World J Gastrointest Endosc. 2025 Jun 16;17(6):104234. doi: 10.4253/wjge.v17.i6.104234. PMID: 40547546; PMCID: PMC12179963.