Gagal jantung/ heart failure merupakan penyakit yang menyebabkan rawat inap akut, kesakitan (morbiditas), dan kematian (mortalitas). Di Asia, estimasi kejadian gagal jantung berkisar dari 1,26% hingga 6,7% pada populasi umum. Seiring kemajuan tatalaksana, pasien-pasien dengan gagal jantung dapat hidup lebih lama dan mungkin dapat lebih rentan terhadap penyakit penyerta (komorbid) terkait-usia, seperti osteoporosis dan patah tulang (fraktur) terkait-kerapuhan sebagai konsekuensinya.
sebuah studi meta-analisis menyelidiki apakah gagal jantung berhubungan dengan peningkatan risiko patah tulang. Data-data diambil dari database PubMed, EMBASE, dan Cochrane Library yang dipublikasikan hingga April 2018. Studi-studi yang menyelidiki asosiasi antara gagal jantung dan risiko patah tulang serta dibandingkan dengan kontrol diikutsertakan dalam meta-analisis ini, dan didapatkan 7 studi kohort yang memenuhi kriteria inklusi. Semua studi yang diikutsertakan berkualitas tinggi sesuai evaluasi dengan Newcastle-Ottawa Scale.
Didapatkan hasil bahwa risiko patah tulang lebih tinggi secara signifikan pada pasien-pasien yang didiagnosis gagal jantung (N=53.038) dibandingkan kelompok kontrol (N=126.727) (RR= 1,66; 95% CI= 1,14–2,43; I2 = 94%, P= 0,008). Hasil senada dijumpai pada patah tulang pinggul (RR= 3,45; 95% CI= 1,86–6,40; I2 = 95%; P< 0,0001) dan patah tulang lengan atas (RR= 1,91; 95% CI= 1,07–3,40; I = 39%; P= 0,03), namun tidak untuk patah tulang belakang dan lengan bawah.
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi meta-analisis ini yaitu pasien-pasien dengan gagal jantung memiliki peningkatan risiko patah tulang, khususnya patah tulang pinggul dan lengan atas. Pasien dengan gagal jantung perlu memberi perhatian lebih akan kesehatan tulang.
Image: Ilustrasi (Designed by Freepik)
Referensi:
Ge G, Li J, Wang Q. Heart failure and fracture risk: A meta-analysis. Osteoporos Int. 2019;30(10):1903-9.