Detail Article

Omega-3 Mencegah Demensia, Ini Studinya

dr. Dedyanto Henky Saputra, M. Gizi
Jan 23
Share this article
4ae8c5c242e212fae35d06a4ae77eda2.jpg
Updated 26/Jan/2024 .

Penyakit Alzheimer (AD) adalah gangguan neurodegeneratif dengan prevalensi yang tinggi di populasi lansia. Mengingat kurangnya strategi terapi yang efektif dan beban penyakit yang tinggi, sangat penting untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk mencegah atau menunda timbulnya AD. Tren penelitian dalam peran asupan makanan asam lemak omega-3 dan konsentrasi darah dalam pencegahan demensia akhir-akhir ini semakin meningkat. 


Asam lemak omega-3 adalah zat nootropik yang bermanfaat untuk perkembangan otak, memiliki efek anti-inflamasi, dan memelihara fungsi kognitif. DHA adalah asam lemak esensial yang menjaga fungsi dan integritas otak, dan turunannya dapat memodulasi aktivitas sel glial dan meningkatkan kognisi pada tahap awal Alzheimer. Hingga saat ini belum terdapat bukti dari studi observasional dan uji klinis yang jelas terkait efektivitas suplementasi asam lemak omega-3 untuk pencegahan penurunan kognitif, demensia, atau penyakit Alzheimer.

 

Penelitian dilakukan untuk menilai korelasi jangka panjang antara asupan omega-3 dan biomarker darah serta risiko penyakit Alzheimer, demensia, atau penurunan kognitif. Penelitian menganalisis data dari Alzheimer's Disease Neuroimaging Initiative (ADNI) dan melakukan tinjauan sistematis serta meta-analisis terhadap penelitian-penelitian terbaru yang telah dipublikasikan.

 

Data longitudinal diperoleh dari 1.135 subjek tanpa demensia (usia rata-rata = 73 tahun) dalam studi kohort Alzheimer's Disease Neuroimaging Initiative (ADNI) untuk mengevaluasi hubungan antara suplementasi asam lemak omega-3 dan penanda biomarker darah dengan kejadian demensia selama masa follow up selama 6 tahun. Sebuah meta-analisis dari studi kohort yang dipublikasikan selanjutnya dilakukan untuk menguji hubungan longitudinal antara asupan omega-3 dan penanda perifer dengan semua penyebab demensia atau penurunan kognitif.

 

Hasilnya:

· Pada kelompok studi ADNI, terlihat bahwa pengguna jangka panjang suplemen asam lemak omega-3 menunjukkan penurunan risiko penyakit Alzheimer sebesar 64% (Rasio Hazard: 0,36, interval kepercayaan (CI) 95%: 0,18, 0,72; p= 0,004).

· Setelah menggabungkan 48 studi longitudinal yang melibatkan 103.651 subjek, bukti ilmiah derajat moderat hingga tinggi menunjukkan bahwa asupan asam lemak omega-3 dapat menurunkan risiko demensia atau penurunan kognitif hingga ∼20%, terutama untuk asupan asam docosahexaenoic (DHA) (risiko relatif [RR]: 0. 82, I2 = 63,6%, p = 0,001) dan untuk penelitian yang disesuaikan dengan status apolipoprotein APOE ε4 (RR: 0,83, I2 = 65%, p = 0,006).

· Setiap peningkatan 0,1 g/hari asupan DHA atau asam eicosapentaenoic (EPA) dikaitkan dengan 8% ∼ 9,9% (p <0,0005) risiko penurunan kognitif yang lebih rendah.

· Bukti ilmiah derajat sedang hingga tinggi menunjukkan bahwa peningkatan kadar EPA plasma (RR: 0,88, I2 = 38,1%) dan DHA membran eritrosit (RR: 0,94, I2 = 0,4%) berkorelasi dengan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah.

 

Kesimpulan:

Dari penelitian didapatkan bahwa asupan makanan atau suplementasi asam lemak omega-3 dalam jangka panjang dapat membantu mengurangi risiko penyaki Alzheimer atau penurunan kognitif.

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Bao-Zhen W, Li L, Cheng-Wen, Chen-Chen T, Xu W. The Relationship of Omega-3 Fatty Acids with Dementia and Cognitive Decline: Evidence from Prospective Cohort Studies of Supplementation, Dietary Intake, and Blood Markers. Am J Clin Nutr 2023;Vol 117, Issue 6:1096-109.


Share this article
Related Articles