Osteoarthritis adalah salah satu penyebab utama nyeri kronik. Menurut sebuah survei nyeri kronik di Eropa tahun 2006, disebutkan bahwa penyebab nomor satu dari nyeri kronik adalah arthritis / osteoarthritis (34%). Pengobatan osteoarthritis terdiri atas beberapa modalitas: Fisioterapi, modifikasi gaya hidup, injeksi intraartikuler; tetapi apabila pasien merasakan nyeri yang mengganggu, bisa mengkonsumsi obat-obatan NSAID misalnya Diclofenac atau Celecoxib.
Secara farmakologi, diclofenac berbeda dengan celecoxib. Diclofenac menghambat enzim COX-1 dan COX-2, sedangkan celecoxib hanya menghambat enzim COX-2. Karena perbedaan ini, celecoxib lebih aman untuk lambung dibandingkan dengan diclofenac. Untuk perbandingan efikasi antara keduanya, telah ada beberapa uji klinik, yang sebagian menyatakan bahwa tidak berbeda, dan sebagian menyatakan bahwa celecoxib lebih efektif.
Untuk menjawab pertanyaan, mana yang lebih efektif untuk meredakan nyeri pada osteoarthritis lutut antara diclofenac vs celecoxib, maka dr Huang dan tim dari PRC melakukan sebuah metaanalisis. Metaanalisis ini mengevaluasi beberapa parameter, salah satunya membandingkan skor VAS pada penggunaan diclofenac vs celecoxib. Dalam analisis ini diikutsertakan 5 uji klinik, dengan hasil celecoxib lebih efektif menurunkan skor VAS dibandingkan diclofenac, pada pasien osteoarthritis lutut (standardized mean difference / SMD: -1,44, 95% CI = -2,27 sampai -0,60; p<0,001).3
Metaanalisis ini menyimpulkan bahwa pada pasien osteoarthritis lutut, pengobatan menggunakan celecoxib lebih efektif untuk meredakan nyeri (VAS) dibandingkan dengan diclofenac.
Image: Ilustrasi (sumber: https://www.hopkinsmedicine.org/ )
Referensi: Huang H, Luo M, Liang H, Pan J, Yang W, Zeng L, et al. Meta-analysis Comparing Celecoxib with Diclofenac Sodium in Patients with Knee Osteoarthritis. Pain Med [Internet]. [cited 2020 Nov 26]; Available from: https://academic.oup.com/painmedicine/advance-article/doi/10.1093/pm/pnaa230/5892885