
Sampai saat ini belum ada terapi antivirus atau imunomodulator yang terbukti efektif untuk COVID-19. Beberapa zat aktif telah dilakukan uji coba. Salah satu penelitian terbaru adalah penggunaan metilprednisolon yang menunjukkan mampu
Sampai saat ini belum ada terapi antivirus atau imunomodulator yang terbukti efektif untuk COVID-19. Beberapa zat aktif telah dilakukan uji coba. Salah satu penelitian terbaru adalah penggunaan metilprednisolon yang menunjukkan mampu memberikan efek yang positif terhadap luaran pasien covid-19. Hal ini berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Raef Fadel dan kolega dari Henry Ford COVID-19 Management Task Force yang telah dipublikasikan secara online dalam Jurnal Clinical Infectious Disease pada bulan Mei 2020.
Dalam studinya peneliti perkembangan penyakit yang terkait dengan respon host pro-inflamasi, dengan memeriksa peran terapi kortikosteroid awal pada pasien dengan COVID-19 sedang hingga berat. Peneliti melakukan satu pra-tes, satu-post quasi-eksperimen tunggal dalam sistem kesehatan multi-center di Michigan dari 12 Maret hingga 27 Maret 2020. Pasien dewasa dengan COVID sedang hingga berat dimasukkan dalam studi ini. Protokol diimplementasikan pada 20 Maret 2020 menggunakan metilprednisolon 0,5-1 mg/kg/hari pada fase awal, dengan waktu yang singkat, dibagi dalam 2 dosis intravena selama 3 hari. Hasil dari standar perawatan (SOC - Outcomes of standard of care) dan kelompok yang diberikan kortikosteroid fase awal dievaluasi, dengan penilaian luaran utama adalah peningkatan perawatan dari bangsal ke ICU, persyaratan baru untuk ventilasi mekanik, dan kematian. Semua pasien memiliki setidaknya 14 hari masa tindak lanjut.
Dari studi yang dilakukan, peneliti menganalisis 213 subyek yang memenuhi syarat, masing-masing 81 (38%) dan 132 (62%) pada kelompok SOC dan kortikosteroid awal. Parameter luaran utama yang menunjukkan secara signifikan lebih rendah pada kelompok kortikosteroid awal (34,9% vs 54,3%, p = 0,005). Pengurangan signifikan dalam lama rawat inap rumah sakit juga diamati pada kelompok kortikosteroid awal (8 vs 5 hari, p <0,001). Analisis regresi multivariat menunjukkan pengurangan independen dalam titik akhir komposit pada 14-hari mengendalikan faktor-faktor lain (AOR: 0,41; 95% CI [0,22 - 0,77]).
Berdasarkan hasil studi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa metilprednisolon yang diberikan pada fase awal yang singkat pada pasien dengan COVID-19 sedang hingga berat mengurangi eskalasi perawatan dan meningkatkan perbaikan hasil klinis.
Silahkan baca juga: Hexilon, kortikosteroid dengan lama kerja sedang/intermediate
Image: Ilustrasi
Referensi:
1. Scott Baltic. Early, Brief Course of Methylprednisolone May Improve COVID-19 Outcomes. Internet, Cited: 16/06/2020. Available from: https://www.medscape.com/viewarticle/932216
2. Raef Fadel, Austin R Morrison, Amit Vahia, Zachary R Smith, Zohra Chaudhry, Pallavi Bhargava, Joseph Miller, Rachel M Kenney, George Alangaden, Mayur S Ramesh. Early Short Course Corticosteroids in Hospitalized Patients with COVID-19. Internet, Cited: 16/06/2020. Available from: https://academic.oup.com/cid/advance-article/doi/10.1093/cid/ciaa601/5840526