
Hepatitis autoimun merupakan penyakit penting pada anak yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit hati terminal sehingga membutuhkan tranplantasi hati atau yang lebih fatal dapat juga menyebabkan kematian.
Hepatitis autoimun merupakan penyakit penting pada anak yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit hati terminal sehingga membutuhkan tranplantasi hati atau yang lebih fatal dapat juga menyebabkan kematian. Terapi standar lini pertama meliputi induksi dengan prednison dosis tinggi, yang diikuti dengan tappering dosis secara bertahap dan pemeliharaan dengan kombinasi prednison-azathioprine. Kebanyakan anak dengan hepatitis autoimun merespon baik terapi standar tersebut, tetapi 10-20% membutuhkan terapi lini kedua untuk mencapai remisi.
Beberapa review mengusulkan penggunaan mycophenolate mofetil (MMF) pada anak hepatitis autoimun yang resisten terhadap steroid, begitu juga dengan imunosupresan jenis lain seperti siklosporin, takrolimus, rituximab dan budenoside. Mekanisme kerja dari terapi lini kedua ini beragam, seperti siklosporin dan takrolimus yang merupakan inhibitor kalsineurin dan MMF yang merupakan prodrug untuk menurunkan proliferasi sel T dan sel B. Oleh karena setiap obat mempunyai profil keamanan yang berbeda-beda, maka perlu dilakukan eksplorasi terapi yang mungkin lebih efektif dalam mencapai kontrol penyakit dengan efek samping yang minimal. Selain itu, adanya perbedaan hepatitis autoimun pada dewasa dan anak dalam hal perhitungan dosis per kilogram berat badan dan juga kecepatan progresi penyakitnya sampai menjadi sirosis.
Suatu penelitian meta-analisis yang bertujuan untuk menilai efektivitas dan keamanan dari terapi lini kedua hepatitis autoimun pada anak. Desain dan metodenya adalah dengan mengumpulkan penelitian dari database elektronik dan manual yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusinya adalah pasien anak hepatitis autoimun yang gagal dengan terapi lini pertama dan diganti dengan terapi lini kedua. Jumlah penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15 penelitian dengan subjek sebanyak 76 pasien. Hasilnya menunjukkan respons rate setelah 6 bulan terapi pada MMF sebesar 36%, takrolimus sebesar 50%, dan siklosporin sebesar 83%. Efek samping paling banyak ditemukan pada siklosporin (64%) diikuti dengan takrolimus (54%) dan MMF (48%).
Silakan baca juga: KAMYFET, mengandung mycophenolate mofetil 500 mg
Image: Ilustrasi
Referensi:
1. Zizzo AN, Valentino PL, Shah PS, Kamath BM. Second-line Agents in Pediatric PatientsWith Autoimmune Hepatitis: A Systematic Review and Meta-analysis. JPGN 2017;65:6–15.
2. Mieli-Vergani G, Vergani D. Paediatric autoimmune liver disease. Arch Dis Child 2013:30:38-48.