Obesitas adalah masalah kesehatan yang mengacu pada kelebihan berat badan atau lemak tubuh yang berlebihan. Hal ini disebabkan dari pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, atau faktor genetik, serta merupakan faktor risiko untuk sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan banyak lagi. Obesitas bisa berdampak negatif pada kesehatan individu dan berpotensi menjadi beban ekonomi pada masyarakat.
Mesoterapi mengacu pada teknik minimally invasive yang melibatkan penggunaan suntikan intradermal atau subkutan yang berisi campuran cairan yang mengandung berbagai senyawa (obat-obatan farmasi, homeopati, ekstrak tanaman, vitamin, dan bahan lain) untuk mengobati kondisi medis atau kosmetik lokal. Senyawa yang umum digunakan dalam mesoterapi termasuk: phosphatidylcholine (PPC), deoxycholic acid (DOA), dan caffeine. Metode ini digunakan untuk mengurangi lemak tubuh, terutama di area tertentu, dan dapat menjadi alternatif bagi individu yang mencari perawatan penurunan berat badan non-bedah.
Studi perbandingan efikasi, keamanan dan tolerabilitas penggunaan phosphatidylcholine, caffeine, dan koktail mesoterapi (phosphatidylcholine, organic silicium, L-carnitine, hyaluronic acid, sodium pyruvate, caffeine, artichoke extract, dimethylethanolamine/DMAE) pada tata laksana obesitas abdomen. Studi dilakukan pada 30 pasien wanita dengan BMI 30-34,9 kg/m2 dengan obesitas lokal pada abdomen. Program yang dilakukan adalah diet rendah kalori, olahraga, injeksi pada lemak subkutan abdomen setiap minggu selama 6 minggu. Kelompok I mendapatkan injeksi phosphatidylcholine dan deoxycholate, kelompok II mendapatkan caffeine, dan kelompok III mendapatkan koktail mesoterapi. Injeksi menggunakan syringe insulin, jarak 1 cm per titik dengan derajat kemiringan 45 derajat. Kelompok I dosis 0,2 mL/titik, kelompok II dosis 0,1 mL/titik dan kelompok III dosis 0,4 mL/titik. Dilakukan pemijatan setelah 5 menit, dan injeksi dilakukan selama 6 sesi dengan interval waktu 1 minggu sekali.
Hasil studi:
· Reduksi pengukuran antropometri sebelum dan setelah treatment didapatkan bermakna secara statistik. Dibandingkan seluruh kelompok, reduksi nilai antropometri tertinggi pada kelompok III (koktail mesoterapi), diikuti kelompok I dan kelompok II
· Profil lipid yang dinilai dengan parameter trigliserida, kolesterol total, HDL, dan LDL, didapatkan perbaikan sebelum dan setelah treatment didapatkan bermakna secara statistik pada seluruh kelompok.
· Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada parameter enzim hati dan kreatinin sebelum dan setelah treatment.
· Persentasi pengurangan ketebalan lemak pada supra dan infra umbilikal yang diukur menggunakan ultrasound sebelum dan setelah treatment didapatkan bermakna secara statistik. Dibandingkan seluruh kelompok, reduksi tertinggi pada kelompok III (koktail mesoterapi), diikuti kelompok I dan kelompok II
· Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan. Laporan alergi lokal dilaporkan pada 50% kelompok I
Kesimpulan:
Mesoterapi adalah metode yang efektif, mudah ditoleransi, aman, dan minimally invasive untuk mengobati obesitas abdominal lokal. Metode ini memberikan hasil yang menguntungkan ketika digabungkan dengan diet rendah kalori yang teratur dan olahraga. Campuran mesoterapi (phosphatidylcholine, organic silicium, L-carnitine, hyaluronic acid, sodium pyruvate, caffeine, artichoke extract, dimethylethanolamine/DMAE) lebih unggul dibandingkan dengan hanya phosphatidylcholine dan caffeine.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Haleem IAA, Eltanawy RM, Ganeb SS, Fawzy RM. Phosphatidylcholine versus caffeine in management of abdominal obesity. Benha J Appl Sci. 2022;7(9):55–60.