Beban penyakit perlemakan hati non-alkohol (non-alcoholic fatty liver/NAFLD) dan komplikasinya sangat besar dan terus meningkat secara global. Penyakit ini disebabkan oleh akumulasi lemak dalam hepatosit, yang secara bertahap dapat berlanjut menjadi fibrosis, sirosis, atau karsinoma hepatoseluler. Beberapa faktor termasuk aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), asupan makanan dan merokok dapat memainkan peran penting dalam terjadinya NAFLD.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa jenis nutrien bersama dengan perbaikan intervensi gaya hidup memberikan efek sinergis dalam tata laksana NAFLD. Kedelai kaya akan kandungan isoflavon, termasuk glisitein, genistein, dan daidzein, yang mengikat berbagai gula untuk menghasilkan nalonilglukosida, asetilglukosida, dan glikosida. Manfaat konsumsi kedelai dalam mengurangi perkembangan NAFLD telah ditunjukkan dalam studi epidemiologi. Selain itu, konsentrasi isoflavon yang lebih tinggi dalam konsentrat protein kedelai telah dilaporkan berkaitan dengan perlindungan yang lebih besar terhadap NAFLD.
Mayoritas penelitian sebelumnya telah menunjukkan peran positif isoflavon kedelai pada NAFLD melalui mekanisme pengaturan pada beberapa enzim seperti reseptor yang diaktifkan oleh proliferator peroksisom (PPAR), asam lemak β-oksidasi, dan stres oksidatif. Fibroblast growth factor-21 (FGF-21) termasuk dalam superfamili FGF, yang terutama diproduksi oleh hati. Menurut temuan penelitian sebelumnya, kadar FGF-21 meningkat pada kasus obesitas, diabetes dan hipertrigliseridemia dan juga pada pasien yang telah didiagnosis mengalami kerusakan hati. Beberapa fungsi metabolik telah dikaitkan dengan FGF-21 termasuk pengaturan lipid, glukosa, insulin dan homeostasis energi. Menurut sebuah studi in vivo, peningkatan kadar FGF-21 menunjukkan kecenderungan ke arah kemajuan NAFLD stadium akhir.
Fetuin A adalah protein serum yang terlibat dalam sindrom metabolik. karena menghambat fosforilasi reseptor dan menyebabkan resistensi insulin, menstimulasi ekspresi sitokin inflamasi dan menghambat ekspresi adiponektin. Akumulasi lemak hati berkorelasi secara signifikan dengan peningkatan kadar serum fetuin A pada subjek yang rentan mengalami sindrom metabolik.
Penelitian yang dilakukan merupakan studi terkontrol berlabel terbuka acak dua kelompok dengan melibatkan total 50 pasien dengan NAFLD. Subjek diacak untuk menerima dua tablet isoflavon kedelai (100 mg/hari) atau plasebo. Parameter yang dinilai adalah perubahan pada beberapa enzim hati (ALT, AST, GGT), kadar FGF-21, serum fetuin A dan derajat fibrosis.
Hasilnya:
- Pada minggu ke-12, kadar serum alanine amino transferase (ALT), aspartate amino transferase (AST) dan skor controlled attenuation parameter (CAP) menurun secara signifikan hanya pada kelompok isoflavon kedelai (p <0,05).
- Penurunan yang signifikan pada tingkat gamma glutamyl transferase (GGT) hanya diamati pada kelompok plasebo (p = 0,017).
- Peningkatan yang signifikan pada tingkat serum fetuin A ditunjukkan pada kedua kelompok pada akhir penelitian dengan peningkatan yang jauh lebih besar pada kelompok isoflavon kedelai dibandingkan dengan kelompok plasebo (p <0,05).
- Perubahan kadar serum FGF-21 tidak signifikan pada salah satu dari kedua kelompok.
- Derajat steatosis membaik secara signifikan hanya pada kelompok isoflavon kedelai (p = 0,045).
- Tidak ada perubahan signifikan pada derajat fibrosis pada kedua kelompok.
Kesimpulan:
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa asupan isoflavon kedelai bermanfaat dalam menurunkan kadar ALT, AST, skor CAP, derajat steatosis dan peningkatan tingkat fetuin A pada psien dengan NAFLD meskipun memang tidak ada perubahan signifikan yang diamati pada tingkat fibrosis dan kadar serum GGT dan FGF-21.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Neshatbini Tehrani, A., Hatami, B., Helli, B. et al. The effect of soy isoflavones on non-alcoholic fatty liver disease and the level of fibroblast growth factor-21 and fetuin A. Sci Rep 14, 5134 (2024). https://doi.org/10.1038/s41598-024-55747-6