Detail Article

Manfaat Omega-3 pada Pasien PPOK

dr. Dedyanto Henky Saputra
Des 12
Share this article
48dc289b91140a5c159cf8fc729059b5.jpg
Updated 12/Des/2023 .

Fungsi paru meningkat hingga usia dewasa awal, mencapai puncaknya, dan kemudian menurun seiring dengan bertambahnya usia. Percepatan penurunan fungsi paru dapat meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Faktor risiko utama dari percepatan penurunan fungsi paru dan PPOK adalah merokok, yang mencetuskan peradangan pada paru. Nutrisi seperti asam lemak omega-3 dengan sifat anti-inflamasi dapat memperlambat laju penurunan fungsi paru dan mencegah perkembangan obstruksi kronik saluran pernapasan.


Penelitian cross-sectional dan kasus-kontrol telah melaporkan bahwa asam lemak omega-3 yang bersirkulasi lebih tinggi berkorelasi dengan fungsi paru yang lebih baik dan risiko gangguan saluran napas yang lebih rendah. Hingga kini belum ada penelitian yang meneliti hubungan asam lemak omega-3 yang bersirkulasi dengan penurunan fungsi paru dan perkembangan PPOK pada populasi orang dewasa sehat.

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asam lemak omega-3 dengan penurunan fungsi paru dan insiden obstruksi jalan napas pada orang dewasa dari berbagai ras/etnis dari kelompok populasi umum.

 

Penelitian menggunakan 2 desain yaitu studi longitudinal terhadap asam lemak omega-3 fosfolipid plasma dan National Heart, Lung, and Blood Institute Pooled Cohorts Study untuk pengukuran FEV1 (volume ekspirasi paksa pada detik pertama) dan FVC (kapasitas vital paksa paru yaitu jumlah maksimal udara yang dapat diembuskan setelah menarik napas sedalam mungkin). Sedangkan 2 sampel studi Mendelian Randomization (MR) mengevaluasi asam lemak omega-3 yang diprediksi secara genetis dan parameter fungsi paru.

Penelitian longitudinal adalah desain penelitian yang melibatkan observasi berulang terhadap variabel yang sama dalam jangka waktu tertentu. Randomisasi Mendelial adalah metode yang menggunakan variasi terukur pada gen yang fungsinya diketahui untuk menguji efek sebab akibat dari paparan penyakit.  


Hasilnya adalah sebagai berikut::

  • Studi longitudinal menemukan bahwa konsentrasi asam lemak omega-3 yang lebih tinggi berkorelasi dengan perbaikan dari penurunan fungsi paru pada 15.063 subjek, dengan ukuran efek terbesar pada asam docosahexaenoic (DHA).
  • Satu standar deviasi kadar DHA yang lebih tinggi berkorelasi dengan pelemahan penurunan 1,8 mL/tahun untuk FEV1 (95% interval kepercayaan [CI] 1,3-2,2) dan 2,4 mL/tahun untuk FVC (95% CI 1,9-3,0). Kadar DHA yang lebih tinggi satu standar deviasi juga berkorelasi dengan kejadian obstruksi jalan napas yang lebih rendah 9% (95% CI 0,86-0,97) yang ditentukan dengan pengukuran spirometri
  • Korelasi DHA ini tetap konsisten pada semua jenis kelamin, riwayat merokok, dan peserta kulit hitam, kulit putih, dan Hispanik, dengan asosiasi terbesar pada mantan perokok dan Hispanik.
  • Randomisasi Mendelian juga menunjukkan korelasi positif antara asam lemak omega-3 yang diprediksi secara genetik dengan FEV1 dan FVC, dengan temuan yang signifikan secara statistik di berbagai metode MR.

 

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kadar asam lemak omega-3 dalam sirkulasi yang lebih tinggi, terutama DHA, memberikan manfaat pada kesehatan paru.


Kesimpulan:

Penelitian berikut bertujuan untuk menilai korelasi antara kadar omega-3 yang dalam sirkulasi dengan fungsi paru dan perkembangan PPOK. Hasil menunjukkan bahwa kadar Omega-3 yang lebih tinggi ternyata memiliki dampak perbaikan dari kondisi PPOK dan peningkatan fungsi paru.


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Envato)

Referensi:

Patchen BK, Balte P, Bartz TM, Barr RG, Fornage M, Graff M, et al. Investigating associations of omega-3 fatty acids, lung function decline, and airway obstruction [Internet]. 2023 Jan 18. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36711663/

Share this article
Related Articles