Profil risiko kardiovaskular yang buruk telah dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk dan volume otak yang lebih kecil pada regio yang diidentifikasi sebagai prediktor awal kemunduran kognitif. Citicoline eksogen diketahui bermanfaat untuk gangguan kognitif karena berbagai penyebab, stroke, cedera trauma otak, dan penuaan otak.
Istilah gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment/MCI) didefinisikan sebagai keadaan intermediate antara penuaan dan demensia. Hal ini ditandai dengan gangguan fungsi pada satu atau lebih domain berikut: pembelajaran dan memori, bahasa, visuo-spasial, eksekutif (berpikir dan mengambil keputusan), atau psikomotor. Studi klinik menunjukkan bahwa 10%-15% individu dengan diagnosis MCI anamnestic akan berkembang menjadi demensia setiap tahunnya.
Citicoline Terhadap Gangguan Kognitif Vaskular
Gangguan kognitif vaskular merujuk pada kemunduran fungsi kognitif disebabkan atau dikaitkan dengan penyakit vaskular; spektrumnya adalah MCI karena vaskular sampai demensia vaskular. Gangguan kognitif vaskular berupa defisit memori, lambat dalam proses informasi, gangguan mood dan kepribadian, serta disfungsi eksekutif. Gangguan jaringan frontal-subkortikal dikaitkan dengan lesi white matter merupakan substrat patologi yang paling penting untuk MCI vaskular.
Tinjauan sistematik Cochrane dengan data tahun 1978 sampai 2005 dari 13 studi yang menggunakan citicoline untuk gangguan kognitif karena gangguan serebral kronik juga menyimpulkan bahwa citicoline memberikan efek positif jangka pendek dan medium terhadap memori dan perilaku.
Citicoline Terhadap Demensia Vaskular, Alzheimer, dan Demensia Campuran
Penyakit Alzheimer (AD) merupakan gangguan degeneratif yang terutama dikaitkan dengan deposisi β-amiloid dan tau yang menyebabkan perburukan progresif pada kemampuan yang berbeda seperti memori, bahasa, profisiensi perseptual, perhatian, orientasi, dan pemecahan masalah. Sedangkan demensia vaskular berasal dari lesi serebrovaskular yang mana jumlah, lokasi, dan perluasan mencerminkan entitasnya, serta demensia bersifat sekunder.
Berbagai studi telah mengevaluasi efikasi citicoline terhadap demensia vaskular, AD, dan demensia campuran:
- Cohen dan rekan-rekan membandingkan citicoline dengan plasebo dan tidak menemukan efek citicoline yang bermanfaat pada pasien demensia vaskular. Tidak terdapat perbedaan bermakna yang terpantau pada domain kognitif (p > 0,05) ataupun MRI (p= 0,17).
- Studi CITIRIVAD menunjukkan superioritas citicoline oral plus rivastigmine dibandingkan rivastigmine saja dalam hal progresivitas penyakit yang lebih lambat pada AD. Demikian pula dengan studi Citicholinage menunjukkan skor MMSE (mini mental state examination) yang lebih tinggi secara bermakna pada pasien AD yang mendapat citicoline plus penghambat cholinesterase (AChEI) dibandingkan penghambat cholinesterase saja setelah 3 bulan (17,6 vs 16,0) dan 9 bulan (17,9 vs 15,4).
- Tinjauan sistematik yang mengevaluasi efek kombinasi citicoline dan AChEI dibandingkan AChEI saja menemukan bahwa kombinasi donepezin + citicoline menunjukkan fungsi kognitif yang lebih baik dengan skor MMSE 18,15 ± 4,21 dan 18,49 ± 3,89 pada follow up pertama dan kedua (dibandingkan kombinasi rivastigmine + citicoline: 16,89 ± 2,53 dan 17,07 ± 2,66; p= 0,007 dan p= 0,002) pada pasien AD.
Citicoline Terhadap Sekuele Stroke
Sampai dengan sepertiga penyintas stroke selanjutnya mengalami gangguan kognitif atau demensia. Selain itu, banyak pasien dengan gangguan kognitif vaskular pasca-stroke memiliki riwayat stroke berulang.
- Studi label terbuka dengan follow up 1 tahun pada pasien stroke iskemik yang pertama menunjukkan bahwa citicoline menghasilkan perbaikan fungsi kognitif, terutama fungsi perhatian-eksekutif dan orientasi temporal (p= 0,005).
- Bermejo dan rekan-rekan menemukan bahwa citicoline mencegah terjadinya MCI dan demensia pada pasien yang mengalami stroke, perdarahan, atau cedera trauma otak.
- Studi lain dengan follow up 2 tahun menunjukkan bahwa citicoline dikaitkan dengan perbaikan fungsi kognitif dan kualitas hidup lebih baik.
Citicoline dan Penyakit Parkinson (PD)
Citicoline bekerja dengan meningkatkan kadar dopamin dan menghambat ambilan kembali dopamin dalam otak. Mengombinasikan citicoline dengan terapi PD, levodopa menyebabkan penurunan dosis levodopa sebesar 50%, sehingga menurunkan efek samping levodopa. Selain itu, citicoline mengaktifkan biosintesis fosfolipid membran neuron, meningkatkan metabolisme otak dan kadar norepinefrin dan dopamin, dan mengembalikan aktivitas ATPase mitokondria dan Na+/K+ ATPase membran pada pasien PD.
- Studi prospektif mengevaluasi efek terapi kombinasi dengan citicoline. Dengan penambahan citicoline, terdapat perbaikan skor MoCA dan Scales for Outcomes in Parkinson’s disease Cognition secara bermakna dan penurunan konsentrasi fosfolipid plasma setelah 12 dan 18 bulan terapi.
- Tinjauan sistematik menunjukkan bahwa citicoline menghasilkan perbaikan bermakna dalam status kognitif, rigiditas, akinesia, tremor, handwriting, dan berbicara.
Gangguan Kognitif, Penyakit Vaskular, dan COVID-19
Mekanisme terjadinya gangguan kognitif pada COVID-19 masih belum diketahui secara pasti walaupun kerusakan vaskular tampak merupakan salah satu faktor penting dalam komplikasi ini. Citicoline telah digunakan sebagai terapi untuk memperbaiki MCI karena COVID-19.
Turana dan rekan-rekan mengatakan bahwa citicoline dapat dipertimbangkan sebagai pilihan terapi dalam tata laksana komplikasi neurologi jangka pendek dan panjang disebabkan hiperinflamasi terkait COVID-19 dan efek kerusakan sistem neurovaskular. Pemeliharaan struktur fosfolipid dan fungsi di sel-sel otak oleh citicoline berpotensi dalam mengatasi kemunduran kognitif dan komplikasi neurologi lain melalui anti-inflamasi, anti-virus, neuroprotektif, neurorestorasi, dan kerja sintesis neurotransmitter asetil kolin.
Kesimpulan
Citicoline menunjukkan perbaikan fungsi kognitif pada pasien mild cognitive impairment/MCI, terutama karena penyakit vaskular. Selain itu, citicoline juga menunjukkan efek bermanfaat terhadap demensia vaskular, AD, dan demensia campuran, sekuele stroke, dan penyakit degeneratif.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Bermejo PE, Dorado R, Zea-Sevilla MA. Role of citicoline in patients with mild cognitive impairment. Neuroscience Insights 2023 doi: 10.1177/26331055231152496.