
Penyakit neurodegeneratif merupakan penyakit dengan etiologi dan manifestasi klinis yang beragam. Penyakit neurodegeneratif yang paling umum dijumpai antara lain penyakit Alzheimer, Parkinson, dan demensia. Sebagian besar penyakit neurodegeneratif tidak memiliki terapi definitif, dan terapi yang ada saat ini bertujuan untuk mencegah progresivitas dari gejala.
Lutein merupakan karotenoid yang paling banyak ditemukan pada manusia, dan pada beberapa penelitian ditemukan bahwa lutein memiliki efek terhadap beberapa penyakit. Kadar lutein yang tinggi dalam darah berkaitan dengan penurunan risiko terjadinya katarak, memperbaiki densitas pigmen makula, hingga memperlambat progresi aterosklerosis dengan memperbaiki profil lipid. Oleh karena lutein memiliki sifat antioksidan dan memperbaiki profil lipid, maka dalam beberapa studi lutein diperkirakan dapat membantu memperbaiki fungsi kognitif.
Sebuah telaah sistematis (systematic review) oleh Firozjae pada tahun 2025 mengevaluasi efek dari lutein terhadap perbaikan fungsi kognitif pada pasien dengan penyakit neurodegeneratif. Studi ini mengevaluasi 17 studi, terdiri dari 14 studi menginvestigasi efek lutein terhadap penyakit Alzheimer, 2 studi terhadap penyakit Parkinson, dan 1 studi terhadap amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Hasil dari telaah ini menunjukkan bahwa kadar lutein memiliki korelasi negatif terhadap stres oksidatif pada pasien dengan Alzheimer, dan secara signifikan memiliki korelasi negatif terhadap progresivitas demensia dan penyakit Alzheimer. Pada ALS, dilaporkan bahwa konsumsi lutein yang tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya ALS. Selain itu, kadar lutein juga memiliki korelasi negatif terhadap Parkinson.
Stres oksidatif dapat mengakibatkan kematian saraf yang turut berkontribusi terhadap patogenesis penyakit Alzheimer. Dengan demikian, lutein yang memiliki sifat antioksidan dapat mengurangi stres oksidatif, sehingga memperlambat progresivitas penyakit Alzheimer. Lutein dapat melewati sawar darah-otak dan dapat berinteraksi secara langsung dengan jaringan saraf, yang dapat mengurangi stres oksidatif pada saraf otak, mengurangi respons inflamasi, mencegah apoptosis sel saraf, memperbaiki fungsi mitokondria, dan menghambat agregasi amiloid beta serta aktivitas asetilkolinesterase, yang akan memperlambat progresivitas penyakit neurodegeneratif, dan memperbaiki fungsi kognitif.
Kesimpulan:
Lutein merupakan karotenoid yang paling banyak ditemukan pada manusia, dan pada beberapa penelitian ditemukan bahwa lutein memiliki efek terhadap beberapa penyakit. Telaah sistematis ini menyimpulkan bahwa pada beberapa penelitian, lutein dapat memperbaiki fungsi kognitif serta memperlambat progresivitas pada penyakit neurodegeneratif.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Firozjae AA, Shiran MR, Rashidi M. The neuropharmacological and clinical effects of lutein: a systematic review. Horm Mol Biol Clin Invest. 2025;46(1):27-38. doi: 10.1515/hmbci-2024-0053.