
Tindakan bedah artroplasti pinggul total (total hip arthroplasty/THA) diperkirakan akan meningkat sebesar 176% pada tahun 2040, yang berarti mencerminkan meningkatnya populasi lanjut usia.
Sebagian besar pasien yang menjalani THA, terutama lansia, mengalami kondisi malnutrisi. Faktor risiko ini terkait dengan keberhasilan operasi yang lebih buruk, termasuk penyembuhan luka yang lebih lambat, rawat inap yang lebih lama, mobilisasi yang terhambat, dan durasi rawat inap ulang yang lebih panjang. Stres bedah semakin memperburuk kondisi ini melalui aktivasi neurohormonal, perpindahan cairan, dan gangguan homeostasis glukosa. Oleh karena itu, optimalisasi status gizi perioperatif pada pasien yang menjalani rekonstruksi sendi besar mewakili peluang klinis yang relevan untuk memperbaiki hasil operasi.
Studi berikut dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan dan dampak klinis penerapan protokol ERAS pada pasien yang menjalani operasi penggantian sendi pinggul primer elektif. Ukuran parameter pasca-operasi yang dievaluasi meliputi konsumsi opioid pasca-operasi, skor nyeri visual analog scale (VAS), kemajuan terapi fisik pasca-operasi, dan tingkat rawat inap ulang dalam 90 hari. Hipotesisnya adalah bahwa penerapan protokol ERAS akan terkait dengan perbaikan yang dapat diukur pada metrik perioperatif ini.
Penelitian merupakan suatu studi observasional prospektif dan acak yang dilakukan di pusat artroplasti antara Januari 2019 dan Juli 2023. Sebanyak 150 pasien yang menjalani THA primer elektif terekrut, selanjutnya dibagi secara acak ke dalam kelompok kontrol yang mengikuti pedoman konvensional nil per os (NPO/dipuasakan) atau kelompok ERAS yang menerima suplemen loading karbohidrat 12 dan 2 jam sebelum operasi. Paramater yang dievaluasi meliputi lama rawat inap pasca-operasi (LOS/length of stay), kebutuhan opioid (diukur dalam setara miligram morfin [MME]), skor nyeri VAS, rawat inap ulang dalam 90 hari, dan pencapaian fungsional pasca-operasi.
Hasil analisis sebagai berikut:
- Pasien dari kelompok loading karbohidrat secara signifikan menunjukkan penurunan lama rawat inap pasca-operasi (1,3 vs. 1,8 hari), skor VAS puncak yang lebih rendah (4,5 vs. 6,0), dan kebutuhan yang berkurang akan obat narkotika golongan II (5,3% vs. 22,7%).
· Tren yang hampir signifikan menuju penurunan penggunaan opioid rata-rata (MME/hari) selama 2 minggu pertama pasca-operasi juga diamati (36,1 vs. 43,8).
· Analisis subkelompok menunjukkan efek terapi yang konsisten di semua kelompok usia.
Kesimpulan:
Penerapan loading karbohidrat pra-operasi dan puasa yang singkat dalam protokol ERAS terkait dengan hasil klinis awal yang lebih baik setelah tindakan total hip arthroplasty elektif. Teknik ini dapat mewakili strategi efisiensi biaya untuk meningkatkan pemulihan perioperatif yang sejalan dengan tolok ukur kinerja yang memprioritaskan value-based care.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Pexels)
Referensi:
Haselton SD, Chadayammuri VP, Emerson RH. Preoperative carbohydrate loading as part of an enhanced recovery after surgery (ERAS) protocol confers early postoperative benefits following elective total hip arthroplasty. Clin Nutr ESPEN. 2025 Aug;68:602-607. doi: 10.1016/j.clnesp.2025.05.049. Epub 2025 Jun 10. PMID: 40505861.