Detail Article

Levofloxacin versus Cefixime, Sebanding Dalam Terapi Prostatitis Akut Bakterial

Dr. Johan Indra Lukita
Des 15
Share this article
afa84d528b6ef3e1c2c3898c9c2759ee.jpg
Updated 30/Nov/2021 .

Infeksi saluran kemih (ISK) dibagi menjadi dua yaitu ISK komplikata dan ISK non-komplikata. ISK paling banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, dan menginfeksi sekitar 150 juta orang per tahunnya. Di Amerika Serikat, biaya perawatan kesehatan untuk diagnosis ISK sebesar 3,5 miliar USD per tahunnya. ISK pada laki-laki dapat berdampak pada fungsi reproduksi yaitu memiliki efek negatif pada motilitas dan morfologi sperma. 

Prostatitis akut bakterial (ABP) adalah kondisi klinis yang sering dijumpai pada praktek sehari-hari, namun saat ini data pendukung terkait pengobatan dan diagnosis prostatitis akut bakterial masih terbatas. Pada kasus yang ABP dibutuhkan antibiotik yang bersifat bakterisidal dosis tinggi, seperti sefalosporin generasi ketiga atau fluorokuinolon. Kelemahan dari pemberian pengobatan ini adalah risiko terjadinya resistensi antibiotik akan meningkat, dan dapat menginduksi efek samping yang tidak diinginkan. 


Studi ini observasional, randomized clinical trial oleh dr. Pricop dan kolega ingin mengevaluasi effektifitas fluoroquinolon versus sefalosporin generasi ketiga sebagai regimen terapi pasien dengan prostatitis akut bakterial. Pasien rawat inap yang menderita prostatitis akut mendapatkan antibiotik empirik berupa gentamisin 240 mg/hari + ciprofloxacin 800 mg/hari. Setelah 3 hari di rawat inap, pasien dipulangkan. Pada hari ke-4 pasien diacak menjadi 2 kelompok. Kelompok A mendapatkan levofloxacin 1 x 500 mg, dan Kelompok B mendapatkan cefixime 1x 400mg. Kedua kelompok mendapatkan celecoxib 1 x 200 mg, dan tamsulosin 0,4 mg selama 21 hari.1 


Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa; rerata nilai WBC sebelum pemberian antibiotik pada kelompok A dan B adalah 15.330,27 versus 16.679,54 (p=0,515), setelah terapi didapatkan penurunan nilai WBC 7.338,06 versus 7.213,75. Rerata nilai CRP sebelum pemberian antibiotik pada kelompok A dan B adalah 127,81 mg/dL versus 125,67 mg/dL, setelah terapi didapatkan penurunan nilai CRP. Kejadian kekambuhan tidak berbeda bermakna antara dua kelompok (kelompok A : 2 dan kelompok B : 3; p>0,05). Didapatkan laporan kejadian efek samping pada kelompok A 8,79% dan kelompok B 11,84% (p=0,78). Efek samping yang dilaporkan berupa gejala gastrointestinal, muskuloskeletal, kulit, kardiovaskular dan lainnya. 


Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian fluoroquinolon dan sefalosporin dengan atau tanpa alfa-blocker, efektif dan dapat ditoleransi dengan baik sebagai terapi pasien dengan prostatitis akut bakterial.



Image: Ilustrasi (sumber:https://www.osfhealthcare.org/blog/when-urinating-hurts-see-a-doctor/) 

Referensi: Pricop C, Puia D, Andone D, Lațcu S, Rădăvoi D, Cordoș I, et al. LEVOFLOXACIN VERSUS CEFIXIME AS AN EMPIRIC TREATMENT IN ACUTE BACTERIAL PROSTATITIS. 2021;69:6. 


Share this article
Related Articles