Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim, sehingga menyebabkan nyeri hebat saat menstruasi. Jaringan ini dapat menyebabkan perdarahan dan peradangan, sehingga menimbulkan kram menstruasi dan nyeri panggul. Seiring waktu, peradangan juga dapat menimbulkan kerusakan pada rahim, tuba falopi, dan ovarium sehingga mengakibatkan infertilitas.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dapat membantu mengurangi stres oksidatif, yang diketahui menjadi faktor penyebab inflamasi dan nyeri kronik. Kedelai juga diketahui mengandung genistein, suatu isoflavon yang bekerja sebagai selective estrogen receptor modulator (SERM). Genistein dapat berperan sebagai antiestrogen pada jaringan endometriosis, sehingga menghambat pertumbuhan jaringan abnormal dan meredakan peradangan.
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui korelasi antara konsumsi kedelai dan isoflavon dengan risiko endometriosis yang dikonfirmasi secara laparoskopi. Penelitian menggunakan desain kohort prospektif, yang dilakukan selama 20 tahun yaitu dari tahun 1991 hingga 2021 yang melibatkan 82.084 subjek wanita pra-menopause berusia 27-44 tahun. Paparan asupan kedelai dan isoflavon dievaluasi mulai tahun 1991 dan setiap 4 tahun berikutnya menggunakan Food Frequency Questionnaire. Parameter utama yang dievaluasi adalah kejadian endometriosis yang dikonfirmasi secara laparoskopi yang dilaporkan dalam kuesioner tindak lanjut setiap dua tahun. Model regresi Cox proporsional dengan usia dalam bulan digunakan untuk menghitung hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan (CI/confidence interval) 95% terhadap kejadian endometriosis yang dikonfirmasi secara laparoskopi. Spline kubik terbatas digunakan untuk menganalisis kemungkinan hubungan nonlinier antara asupan isoflavon dan risiko endometriosis.
Hasilnya adalah:
- Sebanyak 3.829 kasus baru endometriosis yang dikonfirmasi secara laparoskopi dilaporkan pada pemantauan terhadap 1.038.888 orang selama periode tahun penelitian (insiden sebesar 369 per 100.000 tahun orang).
- Peningkatan asupan soy sebesar satu porsi per minggu dikaitkan dengan risiko 8% lebih rendah untuk kejadian endometriosis (HR 0,92, CI 95%, [0,87-0,98]). Asosiasi ini terlihat pada subjek tanpa laporan infertilitas (HR 0,92, CI 95%, 0,86-0,99), meskipun tidak terlihat pada subjek dengan diagnosis infertilitas (HR 0,97, CI 95%, 0,83-1,13, dan uji heterogenitas 1,00).
- Terlihat hubungan terbalik nonlinier antara asupan isoflavon dan risiko endometriosis, di mana hubungan terbalik antara isoflavon dan endometriosis bersifat linier hingga asupan 4 mg/hari (sekitar persentil ke-95 asupan), yang kemudian mencapai nilai plateau.
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa konsumsi produk kedelai dalam jumlah moderat, berkorelasi dengan risiko lebih yang lebih rendah terhadap terjadinya endometriosis yang dikonfirmasi melalui laparoskopi.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp-Freepik)
Referensi:
Mitsunami M, Soria-Contreras DC, Ortiz-Panozo E, Harris HR, Missmer SA, Chavarro JE. Soy consumption and the risk of laparoscopically confirmed endometriosis in a prospective cohort study. Fertil Steril. 2025 Jun 25:S0015-0282(25)00533-3. doi: 10.1016/j.fertnstert.2025.06.028.