Detail Article

Komposisi Herbal sebagai Agen Terapi Penyakit Kulit Akibat Radiasi UV

dr. Della Sulamita
Des 28
Share this article
cacf12df5b87ee51154c1636559356ae.jpg
Updated 28/Des/2023 .

Kulit memiliki peran penting dalam fungsi fisiologis, seperti sensasi, perlindungan, termoregulasi, sistem pertahanan, dan metabolisme untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh. Kulit sebagian besar terpapar oleh berbagai faktor lingkungan, seperti radiasi, bahan kimia, dan patogen. Paparan terus-menerus terhadap UVB dapat menyebabkan efek negatif pada kulit. 

Peningkatan kesadaran tentang efek photo-aging dari radiasi UV (UVR) menyebabkan peningkatan kebutuhan akan perawatan kulit herbal. Produk herbal menunjukkan sifat terapeutik dan digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan berbagai gangguan kulit. Secara internasional, banyak penelitian telah dilakukan untuk mengungkap potensi terapeutiknya melalui berbagai model in vivo dan in vitro.


Berdasarkan panjang gelombang dan efeknya, radiasi ultraviolet dibagi menjadi tiga subtipe: UVA, UVB, dan UVC. UVA memiliki panjang gelombang antara 320 dan 400 nm dan disebut sebagai radiasi gelombang panjang yang diserap oleh dermis dalam. UVB, juga dikenal sebagai mid-UV, memiliki panjang gelombang antara 290 dan 320 nm dan sebagian besar diserap atau tersebar di epidermis. UVB adalah mutagen lengkap dan lebih efisien daripada UVA dalam menyebabkan sebagian besar efek berbahaya yang terkait dengan paparan sinar matahari. UVC, dikenal sebagai UV pendek, memiliki panjang gelombang antara 200 dan 290 nm dan juga diserap di dalam epidermis serta memiliki sifat germisidal. UVR dapat bermanfaat dan merugikan bagi kulit manusia. Efek positifnya antara lain produksi vitamin D, membunuh patogen, dan pengobatan penyakit kulit tertentu seperti psoriasis vulgaris dan vitiligo. Efek merugikannya sebagian besar meliputi degradasi matriks ekstraseluler, luka bakar matahari, penggelapan kulit, penuaan akibat paparan sinar, dan perkembangan kanker kulit.


Photodamage merupakan jenis gangguan kulit yang muncul akibat paparan kulit terhadap sinar matahari atau UVR yang mencakup eritema, edema, hiperpigmentasi, stres oksidatif, inflamasi, immunosupresi, dan risiko keganasan.


Eritema: Respons inflamasi akut terhadap paparan UVR yang berkelanjutan. Tingkat keparahan eritema tergantung pada tingkat dan luas paparan kulit terhadap UVR.


Hipermelanogenesis: Paparan UVR pada kulit dapat menyebabkan pigmentasi langsung atau respons pigmentasi yang tertunda. Paparan UVR pada kulit meningkatkan sintesis melanin, yang meningkatkan jumlah dan aktivitas melanosit, sehingga mengakibatkan penumpukan granula melanin di lapisan atas epidermis.


Perubahan epigenetik yang diinduksi oleh UVR: Epigenetika adalah modifikasi dalam ekspresi gen, fungsi, dan pembentukan fenotipe yang dapat diwariskan tanpa mengubah urutan DNA. Asilasi histon yang diinduksi oleh UVR berkontribusi pada respons transkripsional terhadap UVR.


Regulasi miRNA yang diinduksi oleh UVR: MicroRNA (miRNA) adalah RNA kecil non-koding yang berperan sebagai regulator dalam modifikasi pos-transkripsional. Studi terbaru menunjukkan bahwa miRNA telah dieksplorasi sebagai target terapeutik melawan respons seluler yang diinduksi oleh UVR.


Kerusakan dan perbaikan DNA yang diinduksi oleh UVR: Spesies oksigen reaktif (ROS) yang dihasilkan oleh radiasi UVR secara tidak langsung dapat merusak basa DNA yang mengarah pada dimerisasi dan dianggap sebagai biomarker dari kerusakan oksidatif DNA. Jika kerusakan DNA berlanjut pada fase S siklus sel, akan terjadi peningkatan proliferasi yang pada akhirnya mengarah pada karsinogenesis kulit.


Respons imunologi: Radiasi UV juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan paparannya menghasilkan sel T-supresor. Penurunan kekebalan seluler bertanggung jawab atas berbagai patogen.


Photoaging: UVR adalah faktor paling menyebabkan perubahan kulit mirip penuaan yang disebut sebagai photoaging. Photoaging memiliki efek yang lebih dalam daripada penuaan intrinsik, menyumbang sekitar 90% dari semua perubahan penuaan yang terlihat.


Photocarcinogenesis: Pertumbuhan sel-sel tak terbatas di kulit dan dikategorikan menjadi karsinoma sel basal (BCC), karsinoma sel skuamosa (SCC), dan melanoma.


Produk-produk yang berasal dari tanaman/herbal telah digunakan untuk tujuan medis selama berabad-abad, seperti minyak dari spesies Cedrus (cedar), Commiphora myrrha (myrrh), Cupressus sempervirens (cypress), Glycyrrhiza glabra (Licorice), dan Papaver somniferum (opium). Berbagai phytoingredients alami (curcumin, silymarin, ginkgo biloba) telah ditelaah karena efek perlindungan seluler dalam berbagai model eksperimental. Produk herbal dari sumber tanaman memiliki beberapa keunggulan seperti efek samping yang lebih sedikit, toleransi pasien yang lebih baik, lebih murah, dan dapat diterima karena sejarah penggunaan yang panjang.


Kesimpulan:

Produk herbal digunakan untuk pengobatan berbagai masalah kulit dan menjadi lebih umum karena manfaat, keamanan, dan efikasi yang tinggi. Penggunaan molekul sintetis dan zat kimia dalam berbagai formulasi obat dan farmasi adalah penyebab utama toksisitas dermal. Oleh karena itu, pengembangan produk perawatan kulit herbal diterima lebih dalam masyarakat. Produk herbal yang dimaksud seperti gingko biloba, aloe vera, turmeric dan lainnya.



Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Sharma RR, Deep A, Abdullah ST. Herbal products as skincare therapeutic agents against ultraviolet radiation-induced skin disorders. J Ayurveda Integr Med. 2022 Jan 1;13(1):100500.


Share this article
Related Articles