
Osteoporosis adalah gangguan tulang metabolik yang umum terjadi dan ditandai dengan penurunan massa dan kepadatan tulang. Kalsium merupakan unsur penting dalam komposisi tulang, membentuk bahan dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang yang normal, serta berkaitan erat dengan maturasi dan penuaan tulang.
Suplementasi kalsium dianggap sebagai pendekatan langsung dan andal karena asupan kalsium yang tidak memadai dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium darah dan memicu tubuh untuk memanfaatkan kalsium tulang untuk mempertahankan kadar kalsium darah yang normal, yang pada akhirnya menyebabkan pengeroposan tulang. Namun, penyerapan kalsium di usus halus bergantung pada protein pengikat, dengan sintesis protein pengikat kalsium ini diatur oleh metabolit vitamin D3 yaitu 1,25(OH)2D3 atau calcitriol. Selama bertahun-tahun, calcitriol secara bertahap muncul sebagai pilihan farmakologis untuk pengobatan osteoporosis dalam praktik klinis.
Suatu studi dilakukan untuk meneliti efek kombinasi calcitriol dengan calcium (Ca gluconate) untuk mengobati osteoporosis pada pria usia lanjut dan membandingkannya dengan monoterapi ca gluconate untuk memberikan wawasan tentang pilihan pengobatan klinis untuk osteoporosis. Sebanyak 86 pasien osteoporosis pada pria usia lanjut diikutsertakan dalam studi ini dan secara acak dimasukkan ke dalam kelompok kontrol atau observasi dengan rasio 1:1. Kelompok kontrol diberikan Ca gluconate oral (1 gram, 3 kali sehari), sedangkan kelompok observasi diberikan kapsul calcitriol oral (0,25 µg dua kali sehari) dan Ca gluconate oral (1 gram, 3 kali sehari).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan dengan Ca gluconate tunggal selama 6 bulan memiliki dampak minimal terhadap kepadatan mineral tulang (BMD) tulang belakang lumbal, total pinggul, dan leher femur, serta fungsi keseimbangan. Sebaliknya, kombinasi Ca gluconate dan calcitriol secara signifikan meningkatkan BMD dan memperbaiki fungsi keseimbangan pasien.
Baik pengobatan Ca gluconate tunggal maupun kombinasi Ca gluconate dan calcitriol memengaruhi berbagai penanda metabolisme dan bone turnover dengan derajat yang bervariasi, termasuk penurunan kadar tartrate-resistant acid phosphatase-5b (TRAP-5b) dan peningkatan kadar osteocalcin dan kalsium. Kombinasi Ca gluconate dan calcitriol memiliki efek yang signifikan terhadap penanda ini dibandingkan dengan monoterapi Ca gluconate, dan tidak ada perbedaan signifikan dalam insiden reaksi merugikan yang diamati antara kedua kelompok selama pengobatan.
Kesimpulan:
Studi ini menunjukkan hasil bahwa kombinasi calcitriol dengan kalsium pada pasien pria lanjut usia dengan osteoporosis dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang, memperbaiki metabolisme tulang, memperbaiki bone turnover, dan mempertahankan profil keamanan yang baik. Dengan demikian, penting untuk mengoptimalkan suplementasi kalsium dan vitamin D aktif (calcitriol) pada pasien pria lanjut usia dengan osteoporosis untuk mengurangi risiko jatuh dan patah tulang.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Pressfoto-Freepik)
Referensi:
Zhang J, Li Z, Shen L, Zhou X. Clinical effectiveness of calcitriol and calcium gluconate in treating older male patients with osteoporosis. Journal of Men’s Health 2024; 20(2):93-100. doi: 10.22514/jomh.2024.024.