Prevalensi karsinoma nasofaring termasuk tinggi di Asia Tenggara dengan kejadian 22,2 sampai 27,2 per 100.000 pasien pria. Kejadian metastasis jauh di daerah endemik karsinoma nasofaring berkisar 6-8% pada saat didiagnosis. Pada pasien ini, kemoterapi gemcitabine dan cisplatin merupakan terapi standar lini pertama. Response rate dan overall survival (OS) dengan gemcitabine dan cisplatin superior dibandingkan fluorouracil dan cisplatin. Median OS pasien karsinoma nasofaring metastatik de novo adalah sekitar 29,1 bulan dengan menggunakan gemcitabine dan cisplatin.
Prevalensi karsinoma nasofaring termasuk tinggi di Asia Tenggara dengan kejadian 22,2 sampai 27,2 per 100.000 pasien pria. Kejadian metastasis jauh di daerah endemik karsinoma nasofaring berkisar 6-8% pada saat didiagnosis. Pada pasien ini, kemoterapi gemcitabine dan cisplatin merupakan terapi standar lini pertama. Response rate dan overall survival (OS) dengan gemcitabine dan cisplatin superior dibandingkan fluorouracil dan cisplatin. Median OS pasien karsinoma nasofaring metastatik de novo adalah sekitar 29,1 bulan dengan menggunakan gemcitabine dan cisplatin.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa terapi lokal intensif dapat memperpanjang OS pada pasien kanker metastatik. Beberapa seri retrospektif telah menunjukkan perbaikan dalam hal 2-year OS sebesar 17-25% dengan kombinasi radioterapi dan terapi sistemik dibandingkan terapi sistemik saja pada pasien karsinoma nasofaring metastatik.
Salah satu studi terkait hal tersebut adalah uji klinik fase III, label terbuka, multicenter, secara acak pada pasien karsinoma nasofaring metastatik. Studi yang dilakukan oleh Dr. You melibatkan pasien yang telah menunjukkan respons komplit atau parsial terhadap 3 siklus kemoterapi paliatif fluorouracil dan cisplatin. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Kemoterapi saja: fluorouracil 5 g/m2 infus kontinu selama 120 jam dan cisplatin 100 mg/m2 IV hari 1. Terapi diberikan setiap 3 minggu selama maksimum 6 siklus sampai penyakitnya progresif, pasien meninggal, efek toksik membatasi dosis, atau pasien yang menginginkan berhenti. Kemoterapi plus radioterapi: radioterapi diberikan setelah kemoterapi.
Hasil dari uji klinik dengan sukarelawan sebanya 126, dengan 83,3% pasien pria dan 16,7% wanita. Median usia pasien adalah 46 tahun. Menunjukkan bahwa 24-month OS (%),24-month PFS (%) secara bermakna lebih baik pada kelompok yang mendapatkan kemoterapi plus radiasi. Median PFS (bulan), pasien yang progresif, ORR pada akhir terapi (%) pada kelompok kemoterapi plus radiasi juga lebih baik, dan dengan efek samping yang tidak berbeda bermakna. Efek samping lambat terkait radioterapi adalah hilangnya pendengaran derajat ≥ 3 (5,2%) dan trismus derajat ≥ 3 (3,4%).
Dari uji klinik ini menunjukkan bahwa kombinasi kemoterapi dan radioterapi memperbaiki survival pasien karsinoma nasofaring metastatik de novo yang sensitif dengan kemoterapi.
Image: Ilustrasi (sumber: https://www.cancercenter.com)
Referensi:
1. You R, Liu YP, Huang PY, Zou X, Sun R, He YX, et al. Efficacy and safety of locoregional radiotherapy with chemotherapy vs chemotherapy alone in de novo metastatic nasopharyngeal carcinoma. A multicentre phase 3 randomized clinical trial. JAMA Oncol. 2020 doi: 10.1001/jamaoncol.2020.1808.
2. Chen MY, Jiang R, Guo L, Zou X, Liu Q, Sun R, et al. Locoregional radiotherapy in patients with distant metastases of nasopharyngeal carcinoma at diagnosis. Chin J Cancer 2013;32(11):604-13.