Deposit besi di pankreas termasuk temuan yang sering dijumpai pada kondisi thalasemia mayor, hal ini terdeteksi pada lebih dari sepertiga pasien yang menjalani scan MRI T2* yang pertama. Dari studi didapatkan, ketiga monoterapi kelasi besi sebanding dalam menurunkan besi pankreas, yang terlihat lambat dan termasuk proses yang sulit.
Gangguan sekresi insulin karena kelebihan besi kronis pada pankreas merupakan salah satu penentu perubahan metabolisme glukosa pada thalasemia mayor. Nilai T2* pankreas global yang normal menunjukkan nilai prediktif negatif 100% untuk gangguan metabolisme glukosa dan adanya besi di jantung. Namun, masih belum banyak data mengenai kecenderungan kadar besi di pankreas. Uji klinik dengan kontrol secara acak dan studi observasional telah menunjukkan bahwa monoterapi ketiga kelasi besi dapat mengeluarkan besi dari jantung dan hati dengan profil keamanan yang dapat diterima dan efek yang tergantung dosis dan durasi terapi. Efikasi kelasi besi dalam memperbaiki kelebihan besi di pankreas belum dinilai.
Studi multisenter, prospektif, dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar besi di pankreas pada thalasemia mayor, pengaruhnya terhadap keseimbangan besi dalam tubuh, dan kaitannya dengan monoterapi kelasi besi. Pasien thalasemia mayor yang dimasukkan dalam studi ini adalah 295 pasien yang mendapat monoterapi pemeliharaan deferasirox (n= 180) atau deferiprone (n= 65) atau desferrioxamine (n= 50).
Hasil studi yaitu:
- Kelebihan besi di pankreas (T2* pankreas global < 26 ms) terdeteksi pada 251 pasien (85,1%). Di antaranya, hanya 13 pasien (5,2%) yang mengalami perbaikan (tidak ada besi di pankreas) pada follow up yang dilakukan 18 bulan kemudian.
- Dari 44 pasien (14,9%) tanpa kelebihan besi di pankreas saat awal, sejumlah 13 pasien (29,5%) menunjukkan kelebihan besi di pankreas saat follow up.
- Penurunan kelebihan besi di pankreas berkorelasi terbalik dengan kadar besi pankreas di awal dan berkorelasi langsung dengan penurunan kadar ferritin serum dan kadar besi hati.
- Outcome dengan kelasi besi pada pasien dengan T2* pankreas global < 26 ms: nilai T2* pankreas global meningkat secara bermakna pada kelompok desferrioxamine (rerata perbedaan 1,38 ± 4,36 ms; p= 0,044), deferiprone (rerata perbedaan 1,31 ± 4,54 ms; p= 0,026), dan deferasirox (rerata perbedaan 0,96 ± 5,05 ms; p= 0,039). Perbaikan nilai T2* pankreas global sebanding di antara ketiga kelompok terapi (p= 0,822).
- Rerata durasi terapi adalah 106,21 ± 150,82 bulan untuk desferrioxamine, 58,03 ± 72,13 bulan untuk deferiprone, dan 44,62 ± 41,46 bulan untuk deferasirox (p= 0,324).
- Tidak terdapat perbedaan antara ketiga kelompok dalam hal frekuensi pasien yang mengalami perubahan dari T2* pankreas global patologi ke normal (desferrioxamine 2,2%, deferiprone 6,7%, deferasirox 5,5%; p= 0,577).
Kesimpulan:
Ketiga monoterapi kelasi besi sebanding dalam menurunkan besi pankreas, yang terlihat lambat dan termasuk proses yang sulit. Uji klinik secara acak dengan kontrol masih diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan menilai efek regimen kelasi besi yang berbeda.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
1. Meloni A, Pistoia L, Ricchi P, Allo M, Rosso R, Cuccia L, et al. Prospective changes of pancreatic iron in patients with thalassemia major and association with chelation therapy. Blood Adv. 2022 doi: 10.1182/bloodadvances.2022008805.
2. Youssef DM, Mohammad FF, Fathy AA, Abdelbasset M. Assessment of hepatic and pancreatic iron overload in pediatric beta-thalassemic major patients by T2* weighted gradient echo magnetic resonance imaging. ISRN Hematol. 2013;2013:496985.