Detail Article

Kasus Monkeypox di Indonesia Bertambah, Kenali Gejala dan Pencegahannya

dr. Dita Arccinirmala
Okt 24
Share this article
efe6bb0a8f1c7b4cd13a2b6acd595e8d.jpg
Updated 26/Okt/2023 .

Kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah. Berdasarkan data per tanggal 22 Oktober 2023, kasus konfirmasi dilaporkan bertambah menjadi 7 kasus sejak pertama kali kembali dilaporkan pada 13 Oktober 2023, atau 8 kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022, dengan total kasus monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta.


Seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71% adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29%-nya laki-laki berusia 30-39 tahun. Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien monkeypox juga merupakan orang dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual. Saat ini seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi rumah sakit di Jakarta. Perawatan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna.

 

Berkaitan dengan penambahan kasus ini, Kementerian Kesehatan segera melakukan 3 upaya penanggulangan, di antaranya upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Kementerian Kesehatan akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang paling berisiko. Kriteria penerima vaksin monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.

 

Vaksinasi monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 400-500 orang. Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu.

 

Monkeypox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

 

Penularan Monkeypox

Virus monkeypox dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Penularan dapat melalui kontak langsung melalui luka, cairan tubuh penderita, atau bahan yang telah terkontaminasi cairan atau luka tubuh penderita, seperti pakaian atau linen. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita dalam waktu lama.

 

Gejala dan Tanda Monkeypox

Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6–13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5–21 hari. Gejala dapat dibagi ke dalam 2 fase, yaitu:

1. Fase akut atau prodromal (0–5 hari): Demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus-menerus. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan/lipatan paha. Limfadenopati dapat lokal atau generalisata, selain itu limfadenopati bisa unilateral atau bilateral. Gejala pernapasan (misalnya sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk) dapat terjadi.

2. Fase erupsi (sekitar 1–3 hari setelah timbul demam): munculnya ruam atau lesi pada kulit. Lesi kenyal, dalam, berbatas tegas, dan sering mengalami umbilikasi (menyerupai titik di atas lesi). Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai fase erupsi ini menghilang dan rontok (memasuki fase konvalesen atau penyembuhan).

 

Perubahan lesi berlangsung melalui beberapa stadium, yaitu makula (lesi dengan dasar datar), papula (lesi keras yang sedikit terangkat), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustula (lesi dengan cairan kekuningan, menonjol tajam, biasanya bulat dan keras saat disentuh, dan lesi mengalami lekukan di bagian tengah/umbilikasi), hingga pustula mongering menjadi krusta lalu rontok. Ruam atau lesi dapat mengenai area wajah (95%), telapak tangan dan kaki (75%), mukosa oral (70%), genitalia (30%), konjungtiva dan kornea (20%).

 

Pencegahan Monkeypox

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus monkeypox, meliputi:

  • Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air dan sabun terutama setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Hindari kontak fisik dengan penderita atau dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana monkeypox terjadi).
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan penderita atau hewan yang sakit.
  • Pisahkan penderita dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat penderita
  • Memasak daging dengan benar dan matang

 

Jika pernah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita monkeypox atau lingkungan yang mungkin telah terkontaminasi virus, pantau kondisi diri tanda dan gejala selama 21 hari setelah terakhir kali terpapar. Batasi kontak dekat dengan orang lain.

 

Jika Anda merasa memiliki gejala monkeypox, kunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan saran, pemeriksaan, perawatan medis, serta lakukan isolasi hingga menerima hasil tes.

 

Terapi Perawatan klinis untuk cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Pasien harus diberi makanan dengan gizi yang sesuai. Infeksi bakteri sekunder diobati sesuai indikasi.

 

Gambar: Ilustrasi (Foto oleh Freepik)

Referensi:

1. Rokom. Kasus monkeypox bertambah di Indonesia akibat sex berisiko [Internet]. 2023 Oct 24 [cited 2023 Oct 24]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20231023/1544066/kasus-monkeypox-bertambah-di-indonesia-akibat-sex-berisiko/

2. Kementerian Kesehatan. Pedoman pencegahan dan pengendalian mpox (monkeypox) [Internet]. 2023 March 03. Available from: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-mpox-monkeypox-2023/view

3. Kementerian Kesehatan. Penyakit cacar monyet (monkeypox) dan yang perlu kita tahu tentangnya [Internet]. 2022 May 31 [cited 2022 Aug 22]. Available from: http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/419/Penyakit-Cacar-Monyet-Monkeypox-dan-yang-Perlu-Kita-Tahu-Tentangnya

4.     WHO. Monkeypox [Internet]. 2022 Aug 4 [cited 2022 Aug 22]. Available from: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/monkeypox


Share this article
Related Articles