Detail Article

Fosaprepitant untuk Pencegahan Mual Muntah Diinduksi Kemoradioterapi

dr. Hastarita Lawrenti
Agt 08
Share this article
d3083001a2324a9e74690c8ccadd6006.jpg
Updated 08/Agt/2023 .

Fosaprepitant merupakan prodrug antagonis NK-1, aprepitant, dan secara cepat diubah menjadi bentuk aktif setelah diberikan secara intravena (IV). Antagonis NK-1 diketahui berperan sebagai anti-emetik pada tingkat batang otak, yang mungkin merupakan lokasi yang sama dalam keterlibatan mual dan muntah diinduksi IMRT (intensity modulated radiation therapy) pada kanker kepala leher sel skuamosa. 


Mual dan muntah telah dilaporkan pada pasien kanker kepala leher sel skuamosa dengan IMRT karena dosis radiasi lebih tinggi terkumpul pada batang otak. Selain itu, rute IV lebih feasible pada pasien dengan mukositis oral yang termasuk toksisitas diinduksi radiasi paling umum selama kemoradioterapi konkuren.

 

Studi pilot, label terbuka, prospektif, dan secara acak, dilakukan pada pasien kanker nasofaring non-keratinizing stadium II-IVa dan telah mencapai kontrol mual dan muntah diinduksi kemoterapi menggunakan regimen berbasis fosaprepitant setelah 2-3 siklus kemoterapi induksi. Pasien mendapat radioterapi dan cisplatin 100 mg/m2 setiap 3 minggu (selama 2 siklus) dan secara acak diberikan fosaprepitant 150 mg infus 20-30 menit setiap minggu atau setiap 3 minggu selama kemoradioterapi. Semua pasien mendapat antagonis 5-HT3 (palonosetron 0,25 mg IV, granisetron 1 mg IV, atau ondansetron 8 mg IV) hari 1 dan dexamethasone 10 mg IV hari 1-4 bersama cisplatin setiap 3 minggu.

 

Hasil dari studi ini yaitu: (n= 100)

 

Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal efek samping semua derajat atau efek samping serius. Tidak terdapat efek samping derajat 4 atau 5 pada kedua kelompok. Analisis kualitas hidup menunjukkan bahwa pasien yang mendapat fosaprepitant weekly kurang mengalami fatigue, mual dan muntah, dispnea, insomnia, hilangnya nafsu makan, serta menunjukkan fungsi peran dan emosi yang lebih baik. Selain itu, pasien dengan fosaprepitant weekly kurang mengalami nyeri, gangguan menelan, gangguan indra, gangguan gigi, xerostomia, saliva lengket, batuk, merasa sakit, dan kurang memerlukan tambahan nutrisi.

 

Kesimpulan:

Dari studi ini tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal respons komplit sustained, namun pasien yang mendapat fosaprepitant weekly kurang mengalami emesis (muntah) dibandingkan pasien yang mendapat fosaprepitant 3-weekly. Fosaprepitant weekly dapat ditoleransi pasien dan memperbaiki kualitas hidup tanpa mempengaruhi survival.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp-Freepik)

Referensi:

  1. Yang Q, Zou X, Xie YL, Lin C, Ouyang YF, Liu YL, et al. Fosaprepitant weekly vs every 3 weeks for the prevention of concurrent chemoradiotherapy-induced nausea and vomiting. A pilot randomized clinical trial. JAMA Network Open. 2023;6(7):e2326127.
  2. Feyer P, Jahn F, Jordan K. Prophylactic management of radiation-induced nausea and vomiting. BioMed Research International 2015 doi: 10.1155/2015/893013.


Share this article
Related Articles