Kerutan adalah salah satu tanda khas dari proses penuaan. Penuaan kulit disebabkan oleh berkurangnya asam hialuronat, jaringan adiposa subkutan, kolagen, dan serat elastin seiring waktu. Asam hialuronat (HA) adalah glikosaminoglikan non-sulfat yang terdiri dari disakarida polimerik berulang dari asam D-glukuronat dan N-asetil-D-glukosamin.
Banyak peneliti telah menyelidiki efikasi kosmetik dari formulasi berbasis HA, seperti gel, krim, dan dermal filler. Injeksi subkutan dari filler HA telah digunakan secara luas untuk perbaikan kerutan. Menurut American Society for Aesthetic Plastic Surgery (ASAPS), filler HA dilaporkan telah digunakan dalam lebih dari 85% kasus pengisian dermal. Langkah-langkah yang baru dikembangkan untuk meningkatkan penuaan kulit melibatkan tidak hanya perbaikan volume tetapi juga penggunaan "peningkat kualitas kulit".
Studi pilot prospektif, single arm, open-label, bertujuan mengevaluasi efikasi dan keamanan filler HA yang digunakan secara intradermal dalam meningkatkan kualitas kulit wajah yang dinilai melalui skala kerutan dan parameter biofisik non-invasif. Studi melibatkan 20 subjek yang berusia antara 30 dan 59 tahun (rata-rata 54,1 tahun), dengan tanda-tanda penuaan kulit, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada kunjungan awal (minggu 0, kunjungan 1) sebelum injeksi, parameter biofisik penuaan diukur menggunakan perangkat yang sesuai, dan foto wajah diambil dengan VISIA-CR (Canfield Scientific). Semua subjek menerima injeksi awal pada kunjungan 1 (minggu 0) dan kemudian menerima dua injeksi tambahan dengan jarak 2 minggu (kunjungan 2 = minggu 2, kunjungan 3 = minggu 4). Penilaian evaluasi dilakukan pada 2 (kunjungan 4, minggu 6), 4 (kunjungan 5, minggu 8), dan 8 (kunjungan 6, minggu 12) minggu setelah injeksi terakhir.
Hasilnya:
· Semua subjek menyelesaikan proses studi bersama dengan periode tindak lanjut selama 12 minggu. Penilaian skala kerutan Lemperle pada baseline sebelum injeksi, 9 peserta (45%) dinilai sebagai grade 2, 10 (50%) sebagai grade 3, dan 1 (5%) sebagai grade 4.
· Penurunan sebesar 40,4% pada skala kerutan Lemperle rata-rata, dari 2,60 ± 0,60 pada baseline menjadi 1,55 ± 0,51 pada minggu ke-8. Tingkat perbaikan dipertahankan sekitar 33% hingga minggu ke-12.
· Pengukuran tinggi maksimum rata-rata dari kerutan (Rz, μm), kekasaran kulit rata-rata (Ra, μm), elastisitas kulit (indeks R2), panjang melengkung wajah (mm), dan ukuran pori kulit (mm²) menunjukkan perbaikan signifikan secara statistik seiring waktu dibandingkan dengan pengukuran baseline.
· Kekasaran kulit rata-rata (Ra) dan tinggi kerutan (Rz) menunjukkan penurunan signifikan seiring waktu pada minggu ke-6, 8, dan 12. Tingkat perbaikan relatif terhadap nilai baseline adalah 12,4% pada minggu ke-12.
· Elastisitas kulit meningkat signifikan seiring waktu, dari 0,66 ± 0,05 AU pada baseline menjadi 0,70 ± 0,05 AU dan 0,73 ± 0,04 AU pada minggu ke-8 dan minggu ke-12.
· Hidrasi kulit meningkat signifikan dari 43,06 ± 9,25 AU pada baseline menjadi 63,03 ± 7,88 AU pada minggu ke-12.
· TEWL menunjukkan penurunan signifikan selama periode studi (dari 12,90 ± 2,10 g/hm² pada baseline menjadi 10,81 ± 2,25 g/hm² pada minggu ke-12).
· Efek samping sementara yang paling sering dilaporkan adalah memar di lokasi injeksi. Namun, sebagian besar dari efek ini membaik dalam 1–2 minggu setelah injeksi. Satu subjek mengalami perkembangan nodul subkutan dengan memar di lokasi injeksi pada minggu ke-6, yang membaik tanpa intervensi setelah 2 minggu.
Kesimpulan:
Penuaan kulit ditandai dengan penurunan komponen seperti asam hialuronat (HA), kolagen, dan serat elastin, yang menyebabkan munculnya kerutan. Studi ini mengevaluasi penggunaan filler HA sebagai metode untuk memperbaiki kualitas kulit wajah dan mengurangi kerutan. Injeksi subkutan filler HA menunjukkan peningkatan signifikan dalam elastisitas kulit, hidrasi, serta penurunan kerutan dan kekasaran kulit setelah 12 minggu.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: master 1305-Freepik)
Referensi:
Lee JH, Kim J, Lee YN, Choi S, Lee YI, Suk J, et al. The efficacy of intradermal hyaluronic acid filler as a skin quality booster: A prospective, single-center, single-arm pilot study. J Cosmet Dermatol. 2024;23(2):409–16.