Detail Article

Farmakologi & farmakoekonomi Propofol vs Sevoflurane Sebagai Induksi Anestesi

Dr. Laurencia Ardi
Sep 11
Share this article
3e2c8627c615c5d5a7a0ad30c46d355d.jpg
Updated 03/Sep/2020 .

Induksi anestesi merupakan aktivitas penting pada tindakan pembedahan, dan berpotensi menyebabkan terjadinya instabilitas hemodinamik, hipoksia, aritmia, dan rangsangan refleks. Oleh karenanya, proses induksi harus cepat untuk menghindari efek tersebut, khususnya pada pasien yang disertai dengan gangguan. Meskipun senyawa induksi yang ideal belum tersedia, berubahnya kebutuhan kearah yang ideal berdasarkan jenis pembedahan, kondisi patofisiologi pasien dan ketersediaan alat. 


Propofol intravena merupakan pilihan obat untuk induksi anestesi dengan profil yang aman, relaksasi, depresi jalan napas dan bronkodilatasi yang ringan. Namun, propofol dapat menyebabkan efek samping seperti depresi kardiovaskuler yang memicu terjadinya instabilitas hemodinamik, nyeri tempat suntikan, tromboflebitis, dan depresi pernapasan. 


Sevoflurane merupakan gas anestesi berhalogen, yang bersifat iritatif pada jalan napas, dengan efek hemodinamik yang lebih stabil dan aktivitas bronkodilator. Sevoflurane merupakan gas anestesi yang paling baik menginduksi dengan induksi dan pemulihan yang cepat. Akan tetapi, baik propofol maupun sevoflurane mempunyai keterbatasan. Oleh karenanya dibutuhkan penelitian untuk membandingkan efek dari keduanya dan dampaknya terhadap biaya sebagai induksi anestesi. 


Berikut suatu penelitian prospektif, acak yang bertujuan untuk membandingkan propofol dengan sevoflurane sebagai induksi anestesi terhadap hemodinamik, penerimaan pasien, dan biaya. Metodenya adalah dengan mengumpulkan pasien yang akan menjalani pembedahan elektif dengan anestesi umum dan ASA I. Subjek yang memenuhi kriteria sebanyak 80 subjek yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok IV mendapatkan propofol 2 mg/kgBB (n=40) dan kelompok IH mendapatkan sevoflurane secara gradual (n=40). Kedua kelompok untuk anestesi pemeliharaannya dengan Sevoflurane 2% dalam nitrous oxide 67% dan O2. 


Parameter yang dinilai adalah hemodinamik (denyut jantung, MAP) yang dimonitor setiap menit sampai dengan menit ke-5, penerimaan pasien (dengan menggunakan kuesioner), dan biaya yang dihitung dari kebutuhan anestesi. Kedua kelompok mempunyai karakter baseline yang sama. Hasilnya penurunan nilai MAP lebih besar pada kelompok IV dibandingkan dengan kelompok IH (28,48% vs 14,61%; p<0,05). 


Penerimaan pasien pada kedua kelompok sama (p<0,05). Meskipun Sevoflurane lebih tidak nyaman dan Propofol nyeri pada saat disuntikkan, tetapi 90% pasien memilih Propofol jika diberikan ulang. Berdasarkan jumlah anestesi yang dikonsumsi dan biaya per unitnya menunjukkan biaya Propofol lebih tinggi dibandingkan dengan Sevoflurane.



Image: Ilustrasi (sumber: https://medshadow.org/)

Referensi: Dhande K, Kshirsagar J, Dhande A, Patil N, Parvati V. Hemodynamic Stability, Patient Acceptance and Cost of Intravenous Propofol and Inhalational Sevoflurane for Induction of Anaesthesia: A Prospective, Randomized Comparative Study. Cureus 2020;12(4):7687.


Share this article
Related Articles
Related Products
49eaf766af4cda2a0737dded3fd96566.jpg
b05dad1cf67782135e673d7e11058ef7.jpg
1f31f2cea33428e05ae73b4040a75d6a.jpg
530f20513fead3434b06bf12725f7bac.jpg
882a21e0550404365283f9249410b9b7.jpg
34c2ccc6ae1d39ccaac7d1bc17334c10.jpg
f7a08ca651e80e18ec2d78f8c0339385.jpg
70645d283ec84969300bb0aa526c9a56.jpg
3f00438fa4f296afb7fbffbeb365f54a.jpg
9d5ea01ded5d88ebff9bf2baccc0cbac.jpg