Detail Article

Expert Sharing: Role of rhBMP-2 (Novosis) in Bone Repair, Restore, Regeneration and Replacement: Where are We?

dr. Esther Kristiningrum
Mei 16
Share this article
e6eb92321f069abdc5820b305b7d9a95.jpeg
Updated 21/Mei/2025 .

Salah satu sesi ilmiah dalam acara 73rd Continuing Orthopaedic Education of Indonesian Orthopaedic Association (73rd COA of IOA) yang diselenggarakan di Hotel Vasa Surabaya, adalah expert sharing yang mengambil tema “Role of rhBMP-2 (Novosis) in Bone Repair, Restore, Regeneration and Replacement: Where are We?”


Expert sharing yang berlokasi di ruang Baltic 2 ini berlangsung pada tanggal 9 Mei 2025 dan dimoderatori oleh Dr. dr. Bintang Soetjahjo, SpOT, Subsp.PL(K) dengan pembicara Prof Dr. dr. Ismail HD, SpOT, Subsp.PL(K) yang menyampaikan sharing dengan topik “Role of RhBMP-2 in Bone Repair, Restore, Regeneration and Replacement: Non Union Fracture, Critical Size Defect, Joint Reconstruction, Periprosthetic Fracture, and Avascular Necrosis of the Hip”, Prof. Hoon-Sang Sohn, MD, PhD dengan topik “Novosis: Towards the Gold Standard in Bone Graft”, dan Dr. dr. Raden Andri Primadhi, SpOT, Subsp.KP(K) dengan topik “Clinical Application of rhBMP-2 in Foot and Ankle Surgery”.  

 

Dalam expert sharing ini, Prof Ismail menyampaikan bahwa fraktur kominutif kompleks dapat menyebabkan defek tulang dan cedera jaringan lunak yang berat sehingga mengakibatkan masalah dalam penyembuhan fraktur. Hal ini bisa menyebabkan critical sized bone defect, yaitu luka intraoseus terkecil yang tidak akan bisa sempuh total secara spontan. Terapi saat ini meliputi bone transport, vascularized autograft, atau allograft yang bisa memakan waktu yang lebih lama, prosedur bedah yang panjang, serta timbulnya morbiditas pada lokasi donor. Sedangkan terapi new tissue engineering dengan diamond concept bisa mengurangi kebutuhan akan prosedur bedah yang lama dan berkomplikasi, morbiditas lokasi donor yang minimal, serta memberikan hasil yang efektif. Diamond concept yang terdiri dari 4 pilar yaitu sel osteogenik (MSC, sel osteoprogenitor), osteoinduktif (BMP-2, growth factor), osteokonduktif (HA-CaSO4, scaffold), dan stabilitas mekanik (fiksasi tulang internal) harus dipertimbangkan dalam penyembuhan fraktur. Namun MSC tidak dapat bekerja sendiri, tetapi tergantung pada matriks ekstraseluler dan sinyal interseluler (osteoinduktif), sedangkan BMP-2 memiliki potensi osteoinduktif yang paling kuat dan berperan penting dalam diamond concept untuk penyembuhan fraktur dan mengatasi defek tulang.

 

Prof Hoon-Sang menyampaikan pengalaman penggunaan rhBMP-2 (Novosis) untuk berbagai kasus fraktur non-union dan defek tulang dengan hasil yang baik. rhBMP-2 memiliki potensi yang sebanding dengan autograft dan rhBMP-2 bisa digunakan baik dengan atau tanpa kombinasi autograft.

                                                                                     

Sedangkan Dr.Andri menyampaikan bahwa osteoinduktif dari bone graft sangat bermanfaat terutama bagi yang memerlukan pertumbuhan tulang tanpa menyebabkan morbiditas pada lokasi donor seperti autograft. Selain itu rhBMP memiliki aktivitas yang lebih kuat dibanding BMP-2 dari autograft. Beliau juga menyampaikan pengalaman penggunaan rhBMP-2 pada berbagai kasus fraktur pada kaki dan pergelangan kaki. Namun keberhasilan rhBMP-2 dalam pertumbuhan tulang tergantung dari berbagai faktor seperti kondisi biologi lokal (misalnya pernah ada luka, perokok berat), stabilitas, penempatan pada tulang, dosis, dan kondisi pasien, misalnya apakah ada penyakit diabetes atau usia lanjut yang bisa memengaruhi kualitas sel progenitor pasien tersebut.

 

Share this article
Related Articles