Acne scar adalah salah satu masalah paling umum pada remaja dan dapat memberikan dampak negatif. Pentingnya dalam mencegah acne scar dengan pengobatan awal inflamasi acne serta penggunaan metode invasif untuk pengobatannya. Kombinasi modalitas diharapkan memiliki hasil yang lebih baik, karena tidak ada satu modalitas yang 100% menyembuhkan semua jenis acne scar.
Berbagai modalitas tersedia, termasuk topikal (retinoid), teknik punch, subsisi, mikrodermabrasi, laser, filler, microneedle, dan platelet-rich plasma (PRP). Microneedle menciptakan micropuncture menggunakan jarum halus untuk membuat luka yang terkontrol tanpa merusak epidermis. Cedera mikro ini memicu rangkaian penyembuhan luka dengan pelepasan berbagai faktor pertumbuhan, seperti growth factor yang berasal dari trombosit, transformasi growth factor (TGF-α dan TGF-β) connective tissue activating protein, connective tissue growth factor, dan fibroblast growth factor. Jarum pada microneedle juga memecahkan jaringan ikat yang mengeras dan memungkinkannya re-vaskularisasi. Asam hialuronat (HA) adalah konstituen normal dari jaringan ikat dan secara konvensional digunakan sebagai filler; telah menunjukkan efeknya dalam mempercepat perbaikan jaringan dan penyembuhan luka.
Studi oleh dr. Bano dan kolega ingin membandingkan efikasi dan keamanan terapi microneedle tunggal dengan microneedle + asam hialuronat pada kasus acne scar. Studi dilakukan pada 60 pasien yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A mendapatkan terapi microneedle selama 3x dengan interval 3 minggu, dan kelompok B mendapatkan terapi microneedle + asam hialuronat selama 2x dengan interval 4 minggu. Microneedle menggunakan kedalaman 1,5-2 mm dengan teknik stamping. HA yang digunakan merupakan non-crosslinked HA 1%. Paramater yang diukur menggunakan Goodman Quantitative Global Scarring Grade System, Dermatological Life Quality Index (DLQI).
Hasil studi:
· Durasi rata-rata acne scar dalam studi adalah 2–5 tahun. Kombinasi acne scar tipe rolling dan icepick merupakan tipe yang paling umum (18,33%), diikuti oleh acne scar icepick dan boxcar (16,66%) serta acne scar icepick, rolling, dan boxcar (16,66%).
· Kelompok A, skor acne scar rata-rata berkurang dari 24,13 ± 7,96 (baseline) menjadi 16,3 ± 7,2 (17 minggu), sedangkan di kelompok B, berkurang dari 27,73 ± 7,86 (baseline) menjadi 16,9 ± 7,72 (17 minggu).
· Memar sementara adalah efek samping yang paling umum diamati, yang hilang secara spontan. Hiperpigmentasi pasca-inflamasi, infeksi, dan scar jarang terjadi dan diamati pada 3,3% pasien. Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik antara dua kelompok dalam hal efek samping.
· Skor kepuasan pasien rata-rata di kelompok A adalah 5,73±1,31 dan di kelompok B adalah 6,20±1,45 dengan p = 0,196
· DLQI di kelompok A menurun dari 7,77±2,13 menjadi 4,10±1,63, dan di kelompok B, menurun dari 7,63±2,11 menjadi 5±1,34 (p = 0,023).
Kesimpulan:
Terapi acne scar dengan metode microneedling menunjukkan perbaikan "sedang" di kedua kelompok, namun lebih banyak pasien kelompok microneedling + asam hialuronat menunjukkan hasil "baik" dan "sangat baik".
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Bano R, Brar BK, Kumar S. Comparative evaluation of therapeutic efficacy and safety of microneedling alone versus microneedling with hyaluronic acid in post-acne scarring. J Cutan Aesthetic Surg [Internet]. 2023. Available from : https://journals.lww.com/jcas/Fulltext/9900/Comparative_evaluation_of_therapeutic_efficacy_and.40.aspx