Dokter umum sering menangani pasien yang menderita gangguan muskuloskeletal akut. Paracetamol, nonsteroidal antiinflammatory drug/NSAID, dan opioid adalah obat yang paling banyak diresepkan sesuai dengan intensitas nyeri dan karakteristik pasien. Dalam hal ini, kombinasi analgesik yang berbeda dapat diadopsi untuk meningkatkan pengurangan nyeri.
Studi kohort retrospektif dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi ibuprofen dan paracetamol dosis tetap dibandingkan dengan analgesik lain dalam mencegah persistensi nyeri muskuloskeletal. Penelitian mencakup pasien rawat jalan yang diresepkan analgesik untuk kondisi nyeri muskuloskeletal akut.
Hasilnya:
· Total 102.216 pasien diobati dengan analgesik sistemik untuk gangguan muskuloskeletal akut.
· Sebagian besar pasien adalah wanita paruh baya atau lanjut usia. Sebanyak 939 (0,92%) pasien diresepkan kombinasi ibuprofen plus paracetamol dosis tetap untuk durasi rata-rata 7,23 ± 2,68 hari, terutama untuk nyeri punggung bawah dan servikalgia.
· Persistensi nyeri muskuloskeletal ditemukan pada 22.125 (21,65%) pasien.
· Dibandingkan dengan analgesik sistemik lainnya, kombinasi ibuprofen dan paracetamol secara signifikan lebih efektif dalam mencegah persistensi nyeri (rasio hazard yang disesuaikan 0,72, interval kepercayaan 95% 0,61-0,85).
Kesimpulan:
Kombinasi ibuprofen dan paracetamol dosis efektif dalam mencegah persistensi nyeri muskuloskeletal.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: shayne_ch13-Freepik)
Referensi:
Bettiol A, Marconi E, Vannacci A, Simonetti M, Magni A, Cricelli C, et al. Effectiveness of ibuprofen plus paracetamol combination on persistence of acute musculoskeletal disorders in primary care patients. Int J Clin Pharm. 2021;43(4):1045-54.