Detail Article

Efektivitas Treatment dengan Microneedling dan Topikal Asam Askorbat untuk Atasi Stretch Marks

dr. Della Sulamita
Apr 05
Share this article
0328f1a277987dc57daf6ed546f90a0b.jpg
Updated 10/Apr/2023 .

Striae distensae (stretch mark) adalah tipe dermal scarring yang bersifat permanen. Etiologi pasti stretch mark tidak diketahui, kejadian stretch mark dikaitkan dengan insiden peregangan yang berhubungan dengan pertumbuhan yang cepat, perubahan berat badan tiba-tiba, dan penggunaan corticosteroid. Akibatnya, stretch mark terjadi terutama di kalangan remaja, individu obesitas, dan wanita hamil. Pada trimester ketiga, 90% wanita hamil mengeluhkan muncul stretch mark di perut dan/atau payudara. 

Striae umumnya mengikuti garis yang sedang melintang ke arah tegangan terbesar. Stretch mark awalnya berwarna merah (striae rubrae), kemudian menjadi lebih putih dan atrofi (striae albae). Stretch mark dibedakan dari kulit normal dengan perabaan area tipis, tersusun secara horizontal kumpulan kolagen yang terletak sejajar dengan permukaan kulit.


Metode yang digunakan untuk memperbaiki stretch mark berupa microneedling dengan tretinoid topikal, asam glikolat, asam askorbat topikal, dan laser. Studi yang kuat, metode yang paling efektif dan bertahan lama, masih terbatas. Microneedling/dermapen digunakan sebagai salah satu metode karena dapat menstimulasi produksi kolagen secara intradermal, dan dapat membantu penyerapan obat lebih baik. Asam askorbat diduga dapat meningkatkan sintesis kolagen dan metalloproteinase I, di mana dapat menurunkan degradasi kolagen yang dicetuskan oleh sinar ultraviolet.


Studi oleh dr. Fawzia dan kolega ingin mengevaluasi dan membandingkan efektivitas treatment microneedling dibandingkan microneedling + topikal asam askorbat pada kasus stretch mark. Studi melibatkan 45 pasien dengan stretch mark albae dan rubra. Stretch mark pasien dibagi menjadi dua sisi, sisi kanan dengan dermapen (microneedling) dan sisi kiri dengan dermapen (microneedling) kemudian dikombinasikan dengan pemberian asam askorbat topikal (20%). Dilakukan selama 3 sesi dengan interval 4 minggu per sesi. Evaluasi menggunakan quartile grading scale pada parameter perbaikan klinis dan Manchester Scar Scale (MSS), dan 5-point scale ranging untuk parameter kepuasan subjek.


Hasilnya: 

· Dari 45 subjek, 28,9% stretch mark terbentuk karena kehamilan, 66,7% stretch mark terbentuk karena peningkatan berat badan secara cepat, dan 13,3% terbentuk karena penggunaan steroid.

· Sebesar 62,2% kasus berupa striae rubra dan 37,8% berupa striae alba.

· Stretch mark terbanyak ditemukan pada area abdomen (40%).

· Didapatkan perbedaan perbaikan skor MSS yang signifikan sisi dermapen + asam askorbat topikal, dibandingkan hanya dermapen saja (p=0,011).

· Parameter perubahan MSS dan kepuasan pasien menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan perbaikan setelah dermapen + asam askorbat (p<0,001)


Kesimpulan:

Dari studi didapatkan kombinasi treatment dermapen dan asam askorbat topikal menunjukkan perbaikan stretch mark dibandingkan hanya dengan dermapen tunggal, tanpa menyebabkan efek samping. Tipe striae rubra, didapatkan perbaikan yang lebih baik dibandingkan tipe albae.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: chandlervid85 - Freepik)

Referensi:

Saafan FA, Alghobary MF, El Dakrory FF, Tky-Eldeen EGH. Comparative Study between Effectiveness of Dermapen versus Dermapen Combined with Topical Ascorbic Acid in Treatment of Stretch Marks. Egypt J Hosp Med. 2022;86(1):727–33.


Share this article
Related Articles