Detail Article

Efektivitas Kombinasi Ibuprofen dan Acetaminophen pada Pasien dengan Fraktur Tertutup

dr. Riesta Hanjani
Sep 09
Share this article
d4c972dc1cc0331e561881102787af24.jpg
Updated 12/Sep/2025 .

Fraktur merupakan salah satu cedera yang paling umum ditemui pada kasus trauma. Fraktur ekstremitas dapat menyebabkan nyeri akut derajat berat sehingga membutuhkan manajemen nyeri dan kontrol nyeri yang optimal. Morphine merupakan gold standard untuk analgesik untuk mengatasi nyeri pada fraktur. Meskipun efektif, namun morphine dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti sedasi, depresi napas, hingga memperlambat penyembuhan tulang, serta mengakibatkan ­non-union fractures. Maka dari itu, perlu dipertimbangkan pemberian agen analgesik non-opioid dalam manajemen nyeri pada fraktur.


Isfahani, et al., pada tahun 2024 membuat sebuah uji klinis tersamar acak yang membandingkan efektivitas morphine, ibuprofen, serta kombinasi ibuprofen dan acetaminophen intravena dalam mengurangi nyeri pada fraktur tertutup. Pada studi ini sebanyak 158 subjek dengan trauma diacak untuk mendapatkan ibuprofen 800 mg intravena (53 orang), ibuprofen 400 mg/acetaminophen 1000 mg intravena (54 orang), atau 0,1 mg/kg morphine sulfat intravena (51 orang). Luaran yang dinilai pada uji klinis ini adalah penurunan skor nyeri berdasarkan VAS (visual analog scale) 1 jam setelah pemberian obat dibandingkan dengan skor awal.

 

Hasilnya dari penelitian ini adalah bahwa kelompok morphine sulfat mengalami penurunan skor nyeri yang lebih besar pada 5 menit dan 15 menit setelah injeksi dibanding kelompok ibuprofen dan ibuprofen/acetaminophen (p < 0,01). Namun, 30 menit setelah injeksi, skor nyeri pada kelompok morphine sulfat kembali meningkat, sedangkan skor nyeri pada kelompok ibuprofen dan ibuprofen/paracetamol terus menurun secara signifikan (p < 0,01). Setelah 1 jam pasca-pemberian obat, skor nyeri pada kelompok morphine sulfat dan ibuprofen kembali meningkat secara signifikan, namun kelompok ibuprofen/acetaminophen terus mengalami penurunan skor nyeri. Pada titik ini, skor nyeri pada kelompok ibuprofen/acetaminophen secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok ibuprofen dan morphine.

 

Dari hasil tersebut didapatkan bahwa morphine dapat mengurangi nyeri dengan cepat, namun setelah 15 menit, efek analgesik morphine cenderung hilang dan skor nyeri kembali meningkat. Efek maksimum dari ibuprofen dicapai setelah 30 menit, dan perlahan efek analgesiknya menurun, sehingga skor nyeri kembali meningkat. Hal tersebut tidak terlihat pada kelompok ibuprofen/acetaminophen di mana penurunan nyeri terus terjadi dengan efek analgesik yang bertahan hingga lebih dari 60 menit.

 

Kesimpulan:

Kombinasi ibuprofen dan acetaminophen dinilai optimal sebagai terapi nyeri karena dapat menurunkan nyeri dalam waktu singkat dengan efek analgesik yang bertahan lebih lama dibandingkan dengan morphine.

 


Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Isfahani MN, Etesami H, Ahmadi O, Masoumi B. Comparing the efficacy of intravenous morphine versus ibuprofen or the combination of ibuprofen and acetaminophen in patients with closed limb fractures: A randomized clinical trial. BMC Emergency Medicine. 2024;24(15): https://doi.org/10.1186/s12873-024-00933-y


Share this article
Related Articles
Related Products
2f79dc715110cebf3986922eacb92d92.jpg
d46d3dd5e5f6d33e406cad8098fe4d93.jpg
08cf4cd226d57810b77ab5090c684957.jpg
c6191f10d7ec3ae16cee91ea0b6b0857.jpg
426729afce3a8171f200cccc05352033.jpg
ac30eeb57418813b57157c4618b69363.jpg
09398813888303dfaefa623ae2a4a24e.jpg
b008b13efa8d5c1ab25cba117a555fb5.jpg
047b933b8df7839b63a3c7c84e7f8bd9.jpg
ec5f39e7f0c80b20c0bf1e614e968acf.jpg