Di antara terapi osteoporosis yang tersedia saat ini, bisphosphonate dan denosumab adalah obat yang paling banyak digunakan. Bisphosphonate merupakan obat antiresorpsi yang menonaktifkan osteoklas atau memicu apoptosis osteoklas. Sedangkan denosumab adalah antibodi IgG2 monoklonal manusia yang berikatan dengan receptor activator nuclear factor-kB ligand (RANKL) dengan spesifisitas dan afinitas yang tinggi. Denosumab mengganggu perkembangan, aktivasi, dan kelangsungan hidup osteoklas, sehingga menghambat resorpsi tulang.
Suatu studi meta-analisis dilakukan untuk menentukan apakah terapi denosumab meningkatkan BMD dan mengurangi risiko patah tulang lebih besar dari bisphosphonate pada pasien dengan BMD rendah atau osteoporosis. Dari database PubMed, Embase, dan Cochrane Library dicari studi head-to-head, acak, dan terkontrol yang membandingkan denosumab dan bisphosphonate di antara pasien dewasa dengan BMD rendah atau osteoporosis hingga November 2018.
Diidentifikasi 10 studi yang memenuhi syarat dan melibatkan 5.361 peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa denosumab meningkatkan BMD lebih besar dari bisphosphonate pada 12 bulan (perbedaan rata-rata 1,42%; 95% CI 0,95%-1,89%; p<0,001) pada tulang belakang lumbal, 1,11% (95% CI 0,91%-1,30%; p<0,001) pada tulang pinggul total, dan 1,00% (95% CI 0,78%-1,22%; p<0,001) pada tulang leher femur.
Setelah 24 bulan, perbedaan peningkatan BMD masing-masing adalah 1,74% (95% CI 1,05%-2,43%; p<0,001), 1,22% (95% CI 0,66%-1,77%; p<0,001), dan 1,19% (95% CI 0,65%-1,72%; p<0,001). Tidak ada perbedaan dalam kejadian fraktur setelah 12 bulan, tetapi denosumab memiliki kejadian fraktur osteoporosis yang lebih rendah dibanding alendronate setelah 24 bulan.
Kesimpulan:
Dari hasil meta-analisis didapatkan bahwa denosumab meningkatkan BMD secara signifikan lebih besar dibanding bisphosphonate pada tulang belakang lumbal, tulang pinggul total, dan tulang leher femur setelah 12 dan 24 bulan. Hanya satu studi yang menunjukkan penurunan fraktur osteoporosis yang lebih besar dengan terapi denosumab. Studi longitudinal dengan tindak lanjut yang lebih lama dan ukuran sampel yang besar diperlukan untuk mengkonfirmasi perbedaan efikasi antara keduanya.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Lyu H, Jundi B, Xu C, Tedeschi SK, Yoshida K, Zhao S, et al. Comparison of denosumab and bisphosphonates in patients with osteoporosis: A meta-analysis of randomized controlled trials. J Clin Endocrinol Metab. 2019;104(5):1753-65. doi: 10.1210/jc.2018-02236.