Suplemen protein penting untuk menjaga performa fisik yang optimal, terutama bagi atlet dan orang orang yang aktif berolahraga. Penggunaan protein kedelai/soy (SP/soy protein) saat ini semakin popular sebagai alternatif protein hewani.
Tinjauan sistematis ini bertujuan mengevaluasi uji klinik terkontrol acak terkait efek suplementasi SP pada individu dan atlet aktif terhadap adaptasi otot, status metabolik dan antioksidan, serta respon hormonal dan kinerja olahraga. Penelitian ini juga mengeksplorasi perbedaan efek suplementasi SP dibandingkan dengan protein whey.
Metode pencarian sistematis dilakukan pada database PubMed, Embase dan Web of Science, serta pencarian manual di Google Scholar dan EBSCO hingga 27 Juni 2023. Semua uji klinik terkontrol acak yang mengevaluasi penerapan suplementasi SP pada hasil olahraga dan atletik yang dikaitkan dengan kinerja latihan, adaptasi dan biomarker pada atlet dan remaja serta dewasa muda yang aktif secara fisik (usia 4 hingga 39 tahun) dimasukkan sebagai kriteria subjek penelitian. Risiko bias dinilai dengan metode risiko bias Cochrane.
Hasil nya adalah sebagai berikut:
- Sebanyak 19 penelitian yang memenuhi syarat dimasukkan untuk dievaluasi terkait pengaruh suplementasi SP pada adaptasi otot (n=9), status metabolisme dan antioksidan (n=6), respon hormonal (n=6) dan kinerja olahraga (n= 6). Beberapa penelitian mengevaluasi lebih dari satu parameter tersebut.
- Suplementasi SP memberikan peningkatan massa tanpa lemak yang sebanding dengan protein whey dalam beberapa penelitian.
- Suplementasi SP memperkuat penurunan biomarker metabolisme/sirkulasi darah yang dipicu oleh olahraga seperti trigliserida, asam urat, dan laktat.
- Kapasitas antioksidan yang lebih baik terhadap stres oksidatif terlihat sehubungan dengan suplementasi protein whey dalam penelitian jangka panjang.
- Beberapa penelitian melaporkan fluktuasi testosteron dan kortisol terkait suplementasi SP; namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hal ini.
- Semua studi terkait suplementasi SP (dalam jumlah 10-53,3 g) dan kinerja resistensi menunjukkan potensi efek menguntungkan terhadap olahraga dengan meningkatkan kinerja lari dengan intensitas dan kecepatan tinggi, meningkatkan curah jantung maksimal, menunda kelelahan, meningkatkan kekuatan otot isometrik, meningkatkan daya tahan pada pengendara sepeda rekreasional, meningkatkan kecepatan lari dan menurunkan akumulasi kadar laktat.
Penelitian ini menyimpulkan untuk merekomendasikan suplementasi SP kepada atlet dan individu yang aktif berolahraga sebagai pengganti suplemen protein konvensional dengan menilai efektivitasnya dalam kaitannya dengan berbagai jenis pelatihan. Suplementasi SP dapat meningkatkan massa tanpa lemak, status antioksidan, dan mengurangi stres oksidatif. Protein soy memiliki efek yang tidak konsisten pada kadar testosteron dan kortisol. Suplementasi SP juga berdampak baik pada otot yang mengalami kerusakan, latihan intensitas tinggi/kecepatan tinggi, atau latihan berat yang berulang.
Kesimpulan:
Suplementasi protein whey identik dengan manfaatnya dalam mengoptimalkan perkembangan otot saat berolahraga. Ulasan sistematik terbaru ternyata menunjukkan bahwa protein kedelai atau soy dapat dijadikan alternatif dari protein hewani karena juga memberikan dampak yang baik dalam perkembangan massa otot dan stres oksidatif selama berolahraga. Selain itu juga berdampak baik pada otot yang mengalami kerusakan, latihan intensitas tinggi/kecepatan tinggi, atau latihan berat yang berulang.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp - freepik)
Referensi:
Zare R, Devrim-Lanpir A, Guazzotti S, Ali Redha A, Prokopidis K, Spadaccini D, Cannataro R, Cione E, Henselmans M, Aragon AA. Effect of Soy Protein Supplementation on Muscle Adaptations, Metabolic and Antioxidant Status, Hormonal Response, and Exercise Performance of Active Individuals and Athletes: A Systematic Review of Randomised Controlled Trials. Sports Med. 2023 Aug 21. doi: 10.1007/s40279-023-01899-w. Epub ahead of print. PMID: 37603200