Detail Article
Probiotik dapat Menurunkan Hiperaktivitas pada Anak Autis
Lupita Wijaya
Des 26
Share this article
img-anak1.jpeg
Updated 25/Agt/2022 .

Gangguan autisme merupakan suatu gangguan perkembangan saraf yang spesifik, dengan ciri-ciri defisit persisten pada komunikasi sosial, interaksi sosial dengan banyak arah (tidak punya tujuan interaksi yang bermakna/spesifik), serta dilengkapi dengan bentuk perilaku/aktivitas yang bersifat restriktif dan repetitif.

Diduga gangguan ini akibat kombinasi dari berbagai faktor, mulai dari genetik hingga lingkungan. Adapun, 2 antipsikotik yakni risperidone dan aripiprazole, yang telah di-approve oleh FDA untuk mengobati iritabilitas pada pasien autis usia 5-17 tahun. Namun, belum ada terapi untuk gejala utama autisme. Intervensi yang sudah digunakan antara lain educational interventions, terapi wicara, intervensi perilaku, terapi pengembangan, dan parenting skill training program. Sementara, nutrisi yang diberikan berupa vitamin, asam lemak (fatty acids), bebas gluten, dan diet ketogenik.

 

Diketahui bahwa adanya hubungan antara otak dan pencernaan melalui sistem gut brain axis berfungsi menjaga keseimbangan antara sistem gastrointestinal, imun, dan saraf. Lebih dari 1013-1014 bakteri dalam pencernaan manusia, mampu membuat suatu ekologi mikro dan tempat penyimpanan produk metabolitnya di mana produk tersebut yang akan menghubungkan fungsi pencernaan dengan fungsi kognitif dan emosional otak. Adanya bukti klinis yang menunjukkan bahwa modulasi pada fungsi gut-brain axis, memperbaiki respons stres dan perilaku secara keseluruhan pada manusia. Pasien dengan autis menunjukkan frekuensi masalah gastrointestinal yang tinggi. Kang, et al, melaporkan hasil studi terbuka menggunakan probiotik untuk terapi autis dan gejala gastrointestinalnya, di mana terjadi perbaikan terhadap gejala autis (perilaku, respons sosial) dan gejala gastrointestinalnya.

 

Di sisi lain, Lactobacillus plantarum merupakan tergolong dalam kelas psychobiotics yang merupakan kelas probiotik baru yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang adekuat, akan memberikan manfaat kesehatan pada pasien yang menderita penyakit psikiatrik. Diketahui bahwa dosis minimal 10^9 CFU/hari selama 16 hari, memiliki efek dalam menurunkan hiperaktivitas (kadar kortikosteron) dan anti-inflamasi (meningkatkan IL-10).

 

Liu YW, et al, melakukan studi acak, paralel, tersamar ganda, terkontrol plasebo, pada 71 anak usia 7-15 tahun dengan sindrom autisme, di mana 71 anak dibagi ke dalam 2 kelompok yakni kelompok 1 sebanyak 36 anak diberikan probiotik kapsul oral L. plantarum 3x10^10 CFU/kapsul sebanyak 1 kapsul/hari; kelompok 2 sebanyak 35 anak diberikan kapsul plasebo yang hanya berisi selulose, sebanyak 1 kapsul/hari. Intervensi ini dilakukan selama 4 minggu atau 28 hari.

Hasil studinya adalah pemberian probiotik L plantarum pada anak autis usia 7-15 tahun selama 4 minggu, secara signifikan memperbaiki tingkah laku dan kemampuan komunikasi-sosial, dengan meningkatkan skor social awareness (P=0,04), menurunkan hiperaktivitas (P=0,02).  

 

Image : Ilustrasi (Photo by Juan Pablo Serrano Arenas from Pexels)

Referensi:

1. Liu YW, Liong MT, Chung YCE, Huang HY, Peng WS, Cheng YF, et al. Effects of Lactobacillus plantarum PS128 on children with autism spectrum disorder in Taiwan: A randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Nutrients. 2019;11:820.

2. Cheng LH, Liu YW, Wu CC, Wang S, Tsai YC. Psychobiotics in mental health, neurodegenerative and neurodevelopmental disorders. Journal of Food and Drug Analysis. 2019;27:632-48.

Share this article
Related Articles