Detail Article
Toksin Botulinum untuk Mengatasi Botak, Benarkah Efektif?
dr. Angeline Fanardy
Jun 11
Share this article
img-botak.jpg
Updated 03/Agt/2022 .

Alopesia androgenik merupakan bentuk yang umum dari alopesia (kebotakan) yang dapat terjadi karena berbagai faktor. Kulit kepala yang mengalami kebotakan dipercaya mengalami insufisiensi mikrovaskuler dan dikarakteristikkan dengan mengecilnya folikel rambut secara progresif. Folikel rambut mengandung enzim 5 alfa-reduktase yang mengubah testosteron menjadi bentuk yang lebih poten, yaitu dihydrotestosterone (DHT). DHT inilah yang menyebabkan terjadinya folikel rambut mengecil.

Suatu penelitian dilakukan pada 10 subjek laki-laki dengan alopesia androgenik dengan diberikan injeksi toksin botulinum di kulit kepala sebanyak 30 titik, masing-masing dosisnya 5 IU. Efikasi dinilai menggunakan foto (pre-prosedur dan 24 minggu berikutnya) dan penilaian sendiri yang dilakukan secara subjektif oleh pasien.


Injeksi dilakukan menggunakan 100 IU toksin botulinum yang direkonstitusi menggunakan 1 mL NaCl 0,9%. Penyuntikan menggunakan syringe insulin yang berkapasitas 40 IU/mL menggunakan konsentrasi 2,5 IU pada setiap garis di syringe insulin. Total unit yang disuntikkan adalah 150 IU. Injeksi secara intramuskular dan tempat penyuntikan dipilih di daerah frontalis, occipitalis, temporalis, dan periaurikular.


Dari 10 pasien, 8 pasien memberikan respons yang baik hingga sangat baik pada penilaian foto. Di akhir minggu ke-24, 1 pasien memberikan hasil buruk dan 1 pasien menunjukkan hasil yang biasa saja. Penilaian menggunakan self assessment, sebanyak 7 dari 10 pasien memberikan hasil baik hingga sangat baik, 2 pasien menilai biasa saja, dan 1 pasien menilai hasil buruk.


Kesimpulan: Injeksi toksin botulinum dapat membantu merelaksasi otot dan dapat meningkatkan aliran darah ke kulit kepala, sehingga dapat membantu menangani masalah kebotakan.

 

Image : Ilustrasi

Referensi:

1.     Singh S, Neema S, Vasudevan B. A pilot study to evaluate effectiveness of botulinum toxin in treatment of androgenetic alopecia in males. J Cutan Aesthet Surg. 2017;10(3):163-7

2.     Tang PH, Chia HP, Cheong LL, Koh D. A community study of male androgenetic alopecia in Bishan, Singapore. Singapore Med J. 2000;41:202–5

3.      Rathnayake D, Sinclair R. Male androgenetic alopecia. Expert Opin Pharmacother. 2010;11:1295–304

 

Share this article
Related Articles