Penularan virus corona dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kondisi iklim (seperti suhu dan kelembaban), kepadatan populasi, dan kualitas perawatan medis. Studi terbaru menunjukkan bahwa kondisi dengan suhu dan kelembaban yang tinggi berpotensi mampu menghambat transmisi dari Covid-19 ini. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Jingyuan Wang dari Beihang University, China dan kolega.

Dalam studi ini peneliti menyelidiki pengaruh suhu udara dan kelembaban relatif pada transmisi COVID-19. Setelah memperkirakan interval serial COVID-19 dari 105 pasangan pengangkut virus dan yang terinfeksi, kami menghitung angka reproduksi efektif harian, R, untuk masing-masing dari 100 kota di Cina dengan lebih dari 40 kasus. Dengan menggunakan nilai R harian dari 21 hingga 23 Januari 2020 sebagai proksi intensitas transmisi non-intervensi, kami menemukan, di bawah kerangka regresi linier, suhu tinggi dan kelembaban tinggi masing-masing secara signifikan mengurangi transmisi COVID-19. 

Peningkatan suhu satu derajat Celcius dan peningkatan kelembaban relatif satu persen, masing-masing menurunkan R sebesar 0,0225 dan 0,0158. Hasil ini konsisten dengan fakta bahwa suhu tinggi dan kelembaban tinggi mengurangi penularan influenza dan SARS. Ini menunjukkan bahwa kedatangan musim panas dan musim hujan di belahan bumi utara dapat secara efektif mengurangi transmisi COVID-19. Peneliti juga mengembangkan situs web untuk menyediakan R kota-kota besar di seluruh dunia sesuai dengan suhu harian dan kelembaban relatifnya.

Image: Ilustrasi (sumber: https://franks-travelbox.com/)

Referensi: Jingyuan Wang, and Tang, Ke and Feng, Kai and Lv, Weifeng, High Temperature and High Humidity Reduce the Transmission of COVID-19 (March 9, 2020). Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=3551767 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3551767