Detail Article
Suplementasi Coenzyme Q10 pada Pasien Trauma yang Menggunakan Ventilasi Mekanik dan Dirawat di ICU, Ini Manfaatnya
dr. Lyon Clement
Okt 12
Share this article
22dc71cc07f1bc39a994c294d16542e8.jpg
Updated 11/Okt/2022 .

Coenzyme Q10 (CoQ10) adalah komponen yang esensial dalam sistem transport elektron di mitokondria yang memiliki sifat antioksidan, di mana jika kadarnya kurang dapat terjadi gangguan fungsi mitokondria, yang menyebabkan eksaserbasi stres oksidatif dan kerusakan sel. Para peneliti melaporkan bahwa CoQ10 mencegah kerusakan membran sel dan memperbaiki fungsi endotel vaskular. 


Hingga saat ini, belum ada uji klinik yang dilakukan untuk mengevaluasi efek suplementasi CoQ10 pada pasien trauma yang menggunakan ventilasi mekanik (MV). Maka, uji  klinik ini dilakukan untuk menginvestigasi efek suplementasi CoQ10 terhadap kadar interleukin-6 (IL-6) dan malondialdehyde (MDA) plasma, keluaran klinik, dan parameter antropometrik pada pasien trauma yang menggunakan ventilasi mekanik (MV) dan dirawat di ICU

 

Metode

Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dewasa (usia: 18-65 tahun) dengan perkiraan kebutuhan MV selama minimal 48 jam dan durasi minimal 7 hari di ICU dengan GCS ≥7. Kriteria eksklusinya adalah riwayat penyakit ginjal akut atau kronis, hemodialisis, pneumonia, GCS <7, dalam pengobatan statin atau antikoagulan dan obat-obatan imunosupresan, kehamilan, konsumsi omega 3, CoQ10, atau suplemen antioksidan lainnya, dan kontraindikasi untuk nutrisi enteral.

 

Sebanyak 40 pasien diikutsertakan dalam penelitian melalui randomisasi oleh sistem komputerisasi: masing-masing 20 pasien masuk kelompok intervensi dan kelompok plasebo. Pasien di kelompok intervensi mendapatkan 400 mg CoQ10 per hari secara sublingual setiap 6 jam, sementara pasien di kelompok kontrol mendapatkan plasebo, selama 7 hari. Seluruh pasien memiliki kadar CoQ10 plasma yang sub-terapeutik, dengan rerata 1,3 μg/mL dengan rentang 0,8-2,2 μg/mL. Konsentrasi IL-6 ditetapkan sebagai keluaran primer. Rerata  skor sequential organ failure assessment (SOFA) dan skor GCS, durasi MV, durasi perawatan di ICU dan RS, komposisi tubuh, dan konsentrasi biomarker biokimiawi lainnya ditetapkan sebagai keluaran sekunder.

 

Hasil

Di antara 40 subjek yang diikutsertakan, tidak terdapat perbedaan signifikan pada karakteristik demografis dan klinik pada baseline antara kedua kelompok (p > 0,05). Subjek yang direkrut berada dalam rentang usia 22-63 tahun, dengan kadar CoQ10 baseline antara kedua kelompok adalah serupa. Di akhir studi, pemberian CoQ10 dibandingkan dengan kelompok kontrol menyebabkan peningkatan konsentrasi total CoQ10 plasma yang signifikan.

 

Tidak terdapat perbedaan signifikan konsentrasi IL-6 plasma pada baseline antara kedua kelompok. Namun, setelah intervensi selama 7 hari, perbaikan  konsentrasi IL-6 di kelompok CoQ10 lebih besar secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (−76,99 ± 8,81 pg/mL vs. −17,35 ± 3,33 pg/mL; p < 0,001). Di awal studi, tidak ada perbedaan konsentrasi MDA yang signifikan antara kedua kelompok. Di akhir intervensi, perbandingan menunjukkan bahwa penurunan kadar MDA lebih besar secara signifikan pada kelompok CoQ10 dibandingkan kelompok kontrol (−88,84 ± 14,9 pg/mL vs. −26,23 ± 7,04 pg/mL; p = 0,001).

 

Setelah intervensi selama 7 hari, suplementasi CoQ10 secara signifikan memperbaiki skor SOFA (−3,5 ± 1,32 vs. −1,30 ± 0,66; p = 0,04). Kedua kelompok juga mengalami peningkatan skor GCS yang siginifikan; namun, peningkatan ini secara signfiikan lebih besar pada kelompok CoQ10 (3,4 ± 1,6 vs. 1,8 ± 1,24; p = 0,02). Hasil studi menunjukkan bahwa suplementasi CoQ10 dibandingkan kelompok kontrol menimbulkan penurunan durasi penggunaan MV yang signifikan (6,85 ± 2,58 hari vs. 9,8 ± 4,05 hari; p < 0,001). Selain itu,  durasi rawat di ICU secara signifikan lebih rendah (9,4 ± 3,26 hari vs. 13,35 ± 5,55 hari; p < 0,001) dan  durasi rawat di RS yang secara signifikan lebih rendah (13,2 ± 7,65 hari vs. 19,15 ± 8,46 hari; p < 0,001).

 

Suplementasi CoQ10 dibandingkan kelompok kontrol secara signifikan meningkatkan persentase massa bebas lemak (6,72 ± 144% vs. −2,86 ± 0,65 %; p < 0,001), massa otot rangka  (4,04 ± 0,94% vs. −2,1 ± 0,38 %; p = 0,04), dan massa sel tubuh  (4,79 ± 0,97% vs. –1,66 ± 0,49%; p = 0,03).


Kesimpulan

CoQ10 dapat memperbaiki parameter keluaran klinik dan antropometrik pada pasien trauma. CoQ10 juga dapat menyebabkan penurunan signifikan durasi rawat di ICU dan RS serta durasi penggunaan ventilasi mekanik.

 

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: wirestock - Freepik)

Referensi:

Hasanloei MAV, Zeinaly A, Rahimlou M, Houshyar H, Moonesirad S, Hashemi R. Effect of coenzyme Q10 supplementation on oxidative stress and clinical outcomes in patients with low levels of coenzyme Q10 admitted to the intensive care unit. J Nutr Sci. 2021; 10: 1-8.


Share this article
Related Articles