Detail Article
Systematic review & Meta-analisis: Suplementasi Co-enzyme Q10 Meningkatkan Kehamilan wanita yang Menjalani ART
dr. Lyon Clement
Sep 30
Share this article
cd4c9691364317cb2f889beabf58f630.jpg
Updated 29/Sep/2022 .

Suplementasi Coenzyme Q10 (CoQ10) telah lama digunakan untuk memperbaiki keluaran dari infertilitas, berhubungan dengan peningkatan keberhasilan kehamilan/clinical pregnancy rate (CPR), walaupun didukung oleh kualitas bukti yang rendah. Tidak terdapat data yang cukup mengenai efeknya terhadap kelahiran hidup/live birth rate (LBR) dan kejadian abortus/miscarriage rate (MR), beserta dampaknya terhadap keluaran klinis Assisted Reproductive Technology (ART). 


Tujuan penelitian dari ini adalah untuk menginvestigasi secara sistematik dan merangkum uji klinik dalam suatu meta-analisis, mengenai efek suplementasi CoQ10 terhadap CPR, LBR, dan MR, dibandingkan plasebo atau tanpa terapi, pada perempuan usia reproduktif dengan infertilitas yang menjalani ART. Systematic review dan meta-analisis ini mengikutsertakan uji klinik yang mengevaluasi perempuan usia reproduktif dengan infertilitas, dengan atau tanpa riwayat terapi sebelumnya (ART atau terapi fertilitas lainnya), menjalani ART setelah terapi, yang menerima suplementasi CoQ10 secara oral tanpa adanya terapi antioksidan tambahan lainnya. 


Studi yang diikutsertakan harus melaporkan minimal salah satu dari keluaran primer dalam penelitian, antara CPR, LBR atau MR. Lima uji klinik mencakup 449 subjek diikutsertakan dalam analisis kualitatif dan kuantitatif akhir. Berdasarkan analisis kelima uji klinik secara per-protokol, suplementasi CoQ10 secara oral pada perempuan infertil yang menjalani ART berhubungan dengan peningkatan CPR dibandingkan dengan plasebo atau tanpa terapi (28,8% vs. 14,1%; OR 2,44, 95% CI 1,30-4,59, p=0,006). Analisis subkelompok dilakukan dengan memperhatikan penyebab infertilitas. Berdasarkan analisis per-protokol, suplementasi CoQ10 secara oral pada perempuan dengan poor ovarian response (POR) berhubungan dengan peningkatan CPR dibandingkan plasebo atau tanpa terapi (tiga uji klinik) (27,3% vs. 17,5%; OR 1,83, 95% CI 1,04-3,24, p=0,04). Peningkatan CPR juga ditemukan ketika analisis dibatasi pada perempuan dengan polycystic ovarian syndrome (PCOS) (dua studi) (31,3% vs. 7,5%; OR 5,06, 95% CI 1,40-18,21, p=0,01). 


Pada akhirnya, CoQ10 dapat dipertimbangkan sebagai terapi yang terjangkau dan aman untuk meningkatkan keberhasilan terapi infertilitas pada perempuan usia reproduktif yang menjalani ART.



Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.openaccessgovernment.org/)

Referensi: Florou P, Anagnostis P, Theocharis P, Chourdakis M, Goulis DG. Does coenzyme Q10 supplementation improve fertility outcomes in women undergoing assisted reproductive technology procedures? A systematic review and meta-analysis of randomized-controlled trials. J Assist Reprod Genet. 2020; 37: 2377-87.

Share this article
Related Articles