Detail Article
Suplementasi Vitamin C Menurunkan Risiko Gout
dr. Esther Kristiningrum
Jun 15
Share this article
71b631ca32b23dbb23c3cb385df0e568.jpg
Updated 15/Jun/2022 .

Suatu studi acak jangka pendek telah menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C 500 mg/hari menurunkan kadar asam urat serum sedangkan studi observasi menunjukkan bahwa vitamin E berkaitan terbalik dengan risiko gout.

Gout merupakan jenis artritis yang paling sering yang diakibatkan dari hiperurisemia yang terus-menerus, menyebabkan deposisi kristal monosodium urate pada struktur sendi dan jaringan lunak. Kebanyakan studi epidemiologi telah menunjukkan adanya korelasi bermakna antara asupan tinggi vitamin C dan kadar asam urat serum yang lebih rendah.


Efek urikosurik vitamin C merupakan mekanisme penurunan asam urat oleh vitamin C, dan vitamin C penting dalam penurunan inflamasi yang diinduksi urat dengan menghambat aktivasi inflammasom NLRP3 yang bertanggung jawab.


Suatu studi yang lebih baru telah dilakukan untuk menilai efek suplementasi vitamin C dan vitamin E pada diagnosis gout baru. Studi tersebut berupa analisis post-hoc data dari Physician’s Study II (PHS II), suatu studi acak, tersamar ganda, dengan kontrol plasebo yang memberikan vitamin C 500 mg/hari dan vitamin E 400 IU/hari. Parameter utama yang dinilai adalah diagnosis gout baru, yang dilaporkan sendiri pada awal dan selama masa tindak lanjut hingga 10 tahun. Studi yang dilakukan oleh Dr. Stephen P Juraschek dari Division of General Medicine, Medicine, Beth Israel Deaconess Medical Center and Harvard Medical School, Boston, Massachusetts, dan kolega ini telah dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada bulan Medi 2022.


Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa dari 14.641 dokter pria yang dianalisis, usia rata-rata 64 tahun dan 6,5% di antaranya memiliki riwayat gout. Tingkat kejadian diagnosis gout baru selama periode tindak lanjut adalah 8 per 1000 orang-tahun pada individu yang mendapat vitamin C dibanding 9,1 per 1000 orang-tahun pada individu dengan plasebo. Suplementasi vitamin C menurunkan diagnosis gout baru sebesar 12% (HR 0,88; 95% CI 0,77-0,99; p=0,04). Efek ini lebih besar pada individu dengan BMI <25 kg/m2 (p interaksi= 0,01). Vitamin E tidak dikaitkan dengan diagnosis gout baru (HR 1,05; 95% CI 0,92-1,19; p=0,48).


Berdasarkan hal itu, peneliti menyimpulkan bahwa suplementasi vitamin C sedikit menurunkan risiko diagnosis gout baru pada dokter pria paruh baya. Studi tambahan diperlukan untuk menentukan efek vitamin C dengan dosis yang lebih tinggi pada kadar urat serum dan gout flare pada orang dewasa dengan gout.



Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/vitamin-c/)

Referensi:

1. Juraschek SP, Gaziano JM, Glynn RJ, Gomelskaya N, Bubes VY, Buring JE, et al. Effects of vitamin C supplementation on gout risk: results from the physicians' health study II trial. Am J Clin Nutr. 2022;nqac140.

2. Brzezińska O, Styrzyński F, Makowska J, Walczak K. Role of vitamin C in prophylaxis and treatment of gout—A Literature review. Nutrients. 2021;13(2):701.

Share this article
Related Articles